Sabtu Malam, Palembang Diguyur Hujan Deras

Ardi Mandiri Suara.Com
Minggu, 20 September 2015 | 03:09 WIB
Sabtu Malam, Palembang Diguyur Hujan Deras
Tertutup Kabut Asap
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kota Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (19/9/2015) malam diguyur hujan cukup deras setelah dua bulan lebih secara berturut-turut tanpa hujan.

Hujan yang mengguyur sekitar 1,5 jam itu memberikan berkah bagi warga Bumi Sriwijaya itu yang selama tidak turun hujan menderita akibat udara diselimuti kabut asap kebakaran hutan dan lahan dari sejumlah daerah terdekat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi cuaca di beberapa wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu mulai hujan ringan.

"Berdasarkan pengamatan melalui satelit, Palembang dan beberapa daerah Sumsel lainnya seperti Kota Muaradua di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dan Baturaja, OKU (akan mengalami hujan)," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama.

Sebelumnya berdasarkan data monitoring hari tanpa hujan berturut-turut per 10 September 2015 sebagian besar wilayah Sumsel tidak ada hujan dengan kriteria sangat panjang 31-60 hari.

Monitoring hari tanpa hujan berturut-turut selama dua bulan terakhir dilakukan di 11 kabupaten dan kota dalam wilayah Provinsi Sumsel.

Khusus dalam Kota Palembang kegiatan pemantauan/monitoring hari tanpa hujan berturut-turut dilakukan di wilayah Kenten, Talang Betutu, Plaju, dan Kertapati.

Kemudian di Kabupaten Banyuasin monitoring dilakukan di Sembawa, Muara Padang, dan Mariana, Kabupaten Musi Banyuasin dilakukan di Bayung Lencir, Sungai Keruh, Lais, dan Batanghari Leko.

Kabupaten Ogan Ilir dilakukan monitoring hari tanpa hujan berturut-turut di wilayah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur di lakukan monitoring di wilayah Belitang dan Buay Madang, Kabupaten OKU dilakukan monitoring di wilayah Baturaja dan Lubuk Batang.

Kabupaten Lahat dilakukan monitoring di wilayah Kecamatan Lahat, Merapi Timur, Merapi Barat, Tanjung Tebat, dan Kikim Timur, Kabupaten Musirawas dilakukan monitoring di wilayah Muara Rupit, dan Purwodadi.

Kabupaten OKU Selatan dilakukan monitoring di wilayah Simpang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dilakukan monitoring di Kayu Agung, Celikah, Tulung Selapan, Pampangan, dan Jejawi.

Sedangkan di Kabupaten Muaraenim dilakukan monitoring hari tanpa hujan berturut-turut di pusat Kota Muaraenim, Lembak, Gelumbang, Rambang Dangku, Kelekar, dan Kecamatan Ujan Mas, katanya.

Menurut dia, pada musim kemarau sekarang ini hingga 16 September 2015 kondisi cuaca cerah berawan dengan suhu udara di wilayah provinsi ini pada siang hari cenderung memanas berkisar 32-35 derajat Celsius, namun kini mulai ada satu daerah yang berpeluang hujan dengan intensitas ringan.

Dalam kondisi cuaca yang cukup ekstrem dan kualitas udara buruk akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan, meskipun mulai ada tanda-tanda akan turun hujan masyarakat diimbau agar tetap mewaspadai ancaman bencana dampak negatif musim kemarau itu, kata Indra.

Menghadapi kondisi cuaca tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan dan satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan berupaya secara maksimal mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta bencana kabut asap dengan melakukan berbagai tindakan antisipasi.

Wakil Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel Yulizar Dinoto menjelaskan menghadapi kondisi panas akhir-akhir ini pihaknya berupaya meningkatkan tindakan tanggap darurat seperti melakukan operasi darat dan udara di daerah yang terdeteksi banyak titik panas serta mengupayakan hujan buatan (teknologi modifikasi cuaca/TMC) dan menggelar shalat minta hujan.

Akhir-akhir ini jumlah titik panas atau "hotspot" berfluktuasi dan cenderung meningkat sehingga perlu dilakukan upaya meminimalkan titik panas serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang kini mengakibatkan bencana kabut asap.

Kabut asap itu mulai mengganggu berbagai aktivitas seperti sekolah dan penerbangan serta banyak masyarakat yang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), ujar Yulizar. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI