Suara.com - Selain menuding ada dugaan pelanggaran HAM di balik bencana asap pembakaran hutan dan lahan, Anggota DPRD Riau Ade Hartati Rahmat mengungkapkan sudah banyak korban serangan asap di Riau.
"Korban kesehatan ada, korban nyawa, kemudian secara ekonomi berdampak luas, karena masyarakat menengah sudah tidak bisa beraktifitas di luar rumah, kita minta ketegasan Gubernur," kata Ade saat mendatangi Komnas HAM di Jakata, Jumat (18/9/2015).
Anggota DPRD Riau yang duduk di Komisi E tersebut mengemukakan, adapun alasannya datang ke Komnas HAM karena serangan asap dianggap sudah jadi bencana nasional, bukan lagi bencana daerah.
"Inilah maksud saya datang ke Jakarta, ini bukan lagi bencana dalam skala lokal tapi nasional. Penyelesaian ini harus terintegrasi di pusat," lanjutnya.
Dia juag sempat mengungkapkan kalau skala serbuan asap juga sudah meluas. Dia juga merujuk data pantauan Satelit NASA dari bulan Januari hingga September 2015, titik api paling banyak terjadi di bulan Juli sebanyak 2.085 titik.
"Kita sedang menggalang beberapa fraksi untuk menanyakan secara formal kepada Gubernur terkait kondisi darurat Riau sekarang. Ini harus ada perencanaan agar tidak terjadi berulang-ulang," tegas dia.
Sementara itu, anggota Komnas HAM Sandra Moniaga menegaskan, bahwa untuk menyelesaikan kasus yang ada tersebut, pemerintah harus menyelidikinya.Hal itu dilakukan dalam rangka kerjasama menyelematkan kelompok rentan akibat dampak asap pada masyarakat.
"Mata rantai pembakaran ini harus diselidiki, kita harapkan semua pihak bekerjasama selamatkan kelompok rentan, matikan api, kemudian pulihkan ekosistem," kata Sandra.