Buat 'Bom Waktu' Rakitan, Remaja Diundang Obama ke Gedung Putih

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 17 September 2015 | 07:37 WIB
Buat 'Bom Waktu' Rakitan, Remaja Diundang Obama ke Gedung Putih
Presiden AS Barack Obama. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Remaja Texas, Amerika Serikat, diringkus oleh polisi setelah membawa jam hasil karyanya ke sekolah. Staf sekolah mengira jam buatan si remaja adalah bom. Namun, tak disangka, kejeniusan dalam membuat jam, menarik perhatian Presiden Barack Obama yang mengundangnya berkunjung ke Gedung Putih.

Ahmed Mohamed, (14), dituduh membuat bom palsu, demikian dikatakan kepolisian wilayah Irving. Remaja kelas sembilan di MacArthur High School ini ditangkap polisi ini karena proyek sains buatannya disangka bom.

"Jam yang keren, Ahmed. Mau membawanya ke Gedung Putih? Kami harus menginspirasi lebih banyak anak seperti kamu untuk menyukai sains. Itulah yang membuat Amerika hebat," kata Obama lewat akun Twitternya.

Jam buatan Ahmed yang disangka bom. (Reuters)

Gedung Putih mengundang Ahmed untuk berpartisipasi dalam acara malam astronomi bulan depan. Acara tersebut akan dihadiri oleh muda-mudi berprestasi, juga astronot NASA.

"Dalam kasus ini, jelas bahwa setidaknya guru-guru Ahmed mengecewakannya. Sayang sekali," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.

Pada konferensi pers yang digelar di depan kediamannya, Ahmed mengaku akan pergi ke Washington untuk menghadiri Malam Astronomi di Gedung Putih.

Ternyata, bukan hanya Obama yang tertarik dengan talenta Ahmed. CEO Facebook, Mark Zuckerberg juga mengundang Ahmed untuk mampir ke kantor Facebook di California.

"Memiliki kemampuan dan ambisi untuk membuat sesuatu yang keren seharusnya dia mendapat pujian, bukan penangkapan," tulis Zuckerberg di laman Facebooknya.

Insiden penangkapan Ahmed memicu kampanye media sosial dengan tagar #IStandWithAhmed yang menjadi trending topic di Twitter AS pada hari Rabu (17/9/2015). Sebagian besar kicauan dengan tagar tersebut bernada kritik terhadap sekolah dan kepolisian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI