Candi Sukuh Peninggalan Majapahit di Lereng Gunung Lawu Dipugar

Siswanto Suara.Com
Kamis, 17 September 2015 | 06:31 WIB
Candi Sukuh Peninggalan Majapahit di Lereng Gunung Lawu Dipugar
Candi Sukuh di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah dipugar, Rabu (16/9/2015). [suara.com/Labib Zamani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Candi Sukuh peninggalan Kerajaan Majapahit di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, dipugar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Tujuan pemugaran untuk melestarikan dan memperpanjang umur bangunan candi.

Pasalnya, kondisi fisik bangunan candi Hindu ini sudah banyak yang rusak akibat termakan usia. Bahkan, candi yang terletak di lerang Gunung Lawu itu mengalami penurunan sejak lima tahun terakhir.

Menurut Ketua tim pemugaran BPCB Jawa Tengah, Sudarno, pada tahun 1970 pernah terjadi gempa bumi akibat dari aktivitas Gunung Lawu. Gempa bumi ini terjadi berkali-kali selama sebulan penuh. Dalam sehari bisa mencapai 40 kali gempa.

"Sehingga membuat bangunan utama Candi Sukuh ini mengalami pergeseran dan penurunan. Sehingga kondisi sudut bangunan utama candi ini tidak sama,” katanya di sela-sela meninjau pemugaran Candi Sukuh, Rabu (16/9/2015).

Dia menambahkan proses pemugaran situs purbakala ini dilakukan sejak April 2015. Dimulai dengan membuka lapisan batu luar candi karena Candi Sukuh dikelilingi empat lapisan batu. Setelah itu dilakukan pembersihan pada lapisan batu candi bagian dalam.

Di samping itu juga dilakukan pembongkaran tanah budaya yang terdapat di puncak candi. Pihaknya menduga sebagai situs purbakala menyimpan berbagai benda berharga di dalamnya. Namun demikian, setelah dilakukan pembongkaran ternyata benda yang dicari itu tidak ada.

“Setelah dibongkar tanah bagian tengah candi ini ternyata tanah bukit asli. Dengan pembongkaran itu maka bisa dipastikan bahwa Candi Sukuh ini dibangun di tanah bukit dengan dikelilingi batu-batuan berlapis,” imbuhnya.

Sudarno menyebutkan Candi Sukuh ini merupakan candi terunik dari berbagai candi peninggalan purbakala yang pernah dilakukan pemugaran. Keunikan ini terdapat dari bentuk bangunan candi.

Biasanya tempat suci diyakini sebagai tempat dewa bersemayam berada di bagian utama candi, justru di Candi Sukuh ini berada di luar bangunan utama. Yakni di kedua bagian bangunan gapura candi.

“Ini sangat menarik untuk dilakukan penelitian. Proses pemugaran ini BPCB turut melibatkan ahli geologi dan arkeolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM),” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI