Suara.com - AirNav Indonesia siap mendukung pemerintah mengambilalih navigasi sektor ABC dalam waktu satu tahun yang saat ini dikuasai oleh Singapura dan Malaysia.
"Jika dalam setahun ini kita memodernisasi peralatan, kita optimistis bisa," ujar Direktur Services Development dan IT AirNav, New In Hartaty Manullang di Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Hartaty mengatakan, kesiapan mengambilalih kedaulatan udara NKRI menjadi langkah konkrit AirNav mendukung "road map" transformasi BUMN dalam lima tahun yang sudah disusun Menteri Rini
Soemarno.
SEbelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan dalam tiga tahun ini Indonesia harus bisa merebut kembali kedaulatan udara NKRI di sekitar Kepulauan Natuna dan Batam yang selama ini
dikuasai Singapura dan Malaysia.
Tiga perempuan praktisi navigasi nasional menjadi motor merebut kedaulatan udara sekitar Kepulauan Natuna yang selama ini dikenal sebagai Sektor ABC itu. Ketiganya menjadi motor pembentukan Kelompok Perencanaan Penerbangan Indonesia (KP3I) yang merancang perumusan "grand design master plan" penerbangan nasional untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendukung aspek pertahanan dan keamanan negara.
Target awal KP3I adalah menata penerbangan hingga menyentuh kawasan terpencil, sekaligus pengambilalihan wilayah ruang udara sekitar Kepulauan Natuna, seperti yang sudah diinstruksikan Presiden Jokowi.
Hartaty menambahkan, pengambilalihan sektor ABC bukan sekadar aspek pelayanan, tetapi juga menyangkut martabat bangsa. Karena itu lobi-lobi antarnegara juga perlu dilakukan bersamaan menegakkan kedaulatan.
Area termasuk Sektor A adalah wilayah di bagian utara Singapura, Sektor C mencakup bagian utara dan Sektor B daerah sekitar Laut Cina Selatan. Saat ini, pengelolaan tata ruang udara Sektor C (ketinggian di atas 24.500 kaki) dilakukan Singapura, sedangkan ketinggian di bawah 24.500 kaki dikelola Malaysia. (Antara)