"Bali sendiri menganut budaya yang terbuka. Banyak teman-teman internasional di Bali, jika mereka ingin mengunakan upacara, memakai pakaian adat, sesajen itu hanya blessing seremoni, meminta keselamatan Tuhan,” kata dia.
Agama Hindu di belahan dunia manapun, katanya, tidak menerima adanya pernikahan sejenis.
“Pernikahan itu harus ada saksi dan upacara agama. Tetapi ketika ada pasangan sejenis itu itu datang ke Bali dan ingin berwisata dan mengadakan doa-doa untuk keselamatannya, kami tidak boleh membedakannya, itu hak mereka sah-sah saja,” kata dia. (Luh Wayanti)