Suara.com - Kunjungan wisatawan ke objek wisata Jembatan Pedestrian dan Monumen Gentala Arasy di Kota Jambi menurun drastis. Ini karena kabut asap melanda daerah itu dalam 3 pekan terakhir.
Sejumlah pedagang di kawasan wisata kawasan Ancol dan Jembatan Pedestrian Kota Jambi mengakui kunjungan wisatawan turun drastis. Terutama pada hari-hari libur selama kabut asap melanda daerah ini.
"Biasanya kalau akhir pekan (Sabtu-Minggu), jembatan khusus bagi pejalan kaki ini padat dikunjungi tidak hanya warga lokal, tapi wisatawan dari berbagai daerah di Provinsi Jambi, termasuk dari luar, tapi beberapa pekan ini sepi," kata Doni, pedagang di objek wisata kawasan Ancol, Selasa (15/9/2015).
Pedagang yang menjual aneka kuliner itu menjelaskan sepinya pengunjung objek wisata Jembatan Pedestrian selama kabut tebal tersebut berdampak turunnya omzet penjualannya. Jembatan Pedestrian yang diresmikan Wapres Jusuf Kalla pada akhir Maret 2015 itu merupakan salah satu objek wisata baru di Kota Jambi yang berpenduduk sekitar 700 ribu jiwa tersebut.
Sejak beberapa pekan kabut asap ini, Doni menjelaskan daging sapi sebagai bahan baku membuat sate itu hanya berkisar satu sampai 1,5 kilogram per hari. Sementara sebelum bencana asap bisa menghabiskan tiga sampai empat kilogram daging sapi per hari.
"Turun drastis sampai 50 persen pendapatan kami sejak kabut asap karena pengunjung objek wisata ini sepi. Biasanya ramai pada sore hingga malam hari, tapi ini coba lihat hanya terlihat satu dua orang melintas di atas Jembatan Pedestrian," kata dia.
Sementara itu, hal yang sama juga dijelaskan pedagang air tebu, Uning, pendapatannya berkurang karena minimnya pengunjung akibat pekatnya kabut asap menyelimuti Kota Jambi. Jembatan Pedestrian di atas Sungai Batanghari yang dibangun dengan dananya bersumber dari APBD Provinsi Jambi itu menghubungkan objek wisata Ancol ke Menara Gentala Arasy, Kota Jambi Seberang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung kebakaran hutan di Dusun Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, 6 September 2015. Dalam kunjungan itu, Kepala Negara memerintahkan aparat keamanan menindak tegas perusahaan-perusahaan yang membakar lahan sehingga menyebabkan kabut asap di enam provinsi.
Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa tidak sekali dua kali menyampaikan peringatan kepada sejumlah perusahaan perkebunan yang membakar lahannya. Karena para perusahaan perkebunan tersebut sebetulnya juga harus bertanggungjawab terhadap kanan kirinya, terhadap hak yang sudah diberikan pemerintah kepada mereka, ujar Presiden Jokowi. (Antara)