Lelaki Berdarah Tamil Ini Disebut Sebagai Calon PM Singapura

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 15 September 2015 | 05:31 WIB
Lelaki Berdarah Tamil Ini Disebut Sebagai Calon PM Singapura
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Partai yang berkuasa di Singapura, PAP dengan gemilang memenangi pemilu yang digelar beberapa hari lalu. PAP meraih hampir 70 persen suara populer, melampaui rekor yang dicatatnya pada 2011, yakni 60,1 persen. Sejumlah pihak menyebut kemenangan ini tak lepas dari peran Tharman Shanmugaratnam.

Setelah kemenangan ini, publik pun mulai bertanya-tanya siapa yang akan meneruskan kursi Perdana Menteri Lee Hsien Loon. Mungkinkah Shanmugaratnam yang berdarah Tamil dapat menjadi perdana menteri non Cina pertama di Singapura?

Shanmugaratnam memang bukan wajah baru dalam politik Singapura. Ia saat ini menjabat  Wakil Perdana menteri dan Menteri Keuangan. Namun bukan hal mudah baginya untuk menjadi Perdana menteri. Tiga PM Singapura sebelumnya selalu dari etnis  Cina. Dan, di negara di mana tiga perempat penduduknya adalah etnis Cina, akan sulit untuk mematahkan tradisi itu.

Pejabat PAP menolak mengomentari pertanyaan tentang siapa yang akan menggantikan Lee Hsien Loon (63), yang telah mengisyaratkan bahwa ia mungkin mundur pada tahun 2020.

Lee mengatakan bahwa kemungkinan perdana menteri non-Cina akan bagus untuk generasi yang akan datang. Namun pemimpin yang ketidakmampuan berbahasa Mandarin --yang secara luas digunakan di Singapura-- bisa menjadi masalah.

Untuk sebagian warga Singapura, gagasan perdana menteri bukan dari etnis Cina masih dirasa janggal. Dalam sebuah buku yang diterbitkan dua tahun sebelum kematian Lee Kuan Yew, yang disebut sebagai peletak dasar negeri pulau itu, disebut empat orang etnis Cina sebagai generasi pemimpin masa depan Singapura.

Namun, kinerja Shanmugaratnam hingga pemilihan pekan lalu sangat mengesankan hingga Paul Tambyah dari Partai Demokrat Singapura, secara terbuka merindukan dia untuk memimpin koalisi besar partai.

"Orang-orang ingin melihat Tharman sekitar untuk mengatur nada untuk kepemimpinan PAP baru," kata Catherine Lim, seorang analis politik Singapura.

Lim menambahkan, kini sudah saatnya Singapura memiliki pemimpin baru yang benar-benar berbeda. Dan, satu-satunya orang yang menurutnya mampu menjawab kebutuhan itu adalah Tharman Shanmugaratnam.

Sebelum pemilu digelar, Tharman yang tahun ini berumur 58 tahun,  mengatakan ia tidak tertarik pada jabatan perdana menteri, meskipun ia mengharapkan satu saat Singapura memiliki pemimpin dari salah satu kelompok etnis minoritas . Setelah PAP meraih kemenangan mutlak, ia menolak berkomentar tentang kemungkinan dia akan menjadi perdana menteri. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI