Suara.com - hujan yang mengguyur kota Pekanbaru, Riau Senin (14/9/2015) disambut dengan rasa syukur warga setempat. Hujan ini diharapkan mengurangi kepekatan kabut asap menyelimuti ibu kota Provinsi Riau tersebut.
Banyak warga Pekanbaru yang mengungkapkan rasa syukurnya atas turunnya hujan di akun sosial media mereka.
"Alhamdullilah turun hujan," demikian ucapan yang terlontar dari Andi, pelajar kelas 1 SDN Fajar, Pekanbaru, saat dijumpai sedang bermain sepeda di tengah kabut asap tanpa menyadari bahayanya.
Lain lagi dengan Indah, (35), seorang ibu rumah tangga di Labuh Baru, yang miliki bayi usia satu tahun. Dia membatalkan niatnya pulang kampung ke Medan setelah hujan turun.
"Syukurlah akhirnya turun hujan, besok saya sudah niatkan akan mengungsi dengan bayi saya, tapi tampaknya batal. Semoga kabut asap hilang," ujarnya.
Sebelumnya Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekanbaru menyatakan, kepekatan atau Particulate Matter (PM10) wilayah tersebut pada Senin pukul 09.00 WIB sudah menunjukan angka 1.051,71 atau masuk level sangat berbahaya.
Kondisi ini berlanjut dengan diumumkannya status darurat kondisi udara oleh Gubernur Riau. Bahkan Wali Kota Pekanbaru, Firdaus menyatakan, kondisi kualitas udara Pekanbaru pada Senin tidak layak dihirup oleh manusia.
"Bagi sebagian keluarga yang mampu mereka sudah mengungsi keluar Riau," ujar Firdaus.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, memprediksi secara umum cuaca wilayah Provinsi Riau cerah berawan disertai kabut asap.
"Peluang hujan dengan intensitas ringan tidak merata pada siang atau sore hari terjadi di wilayah Riau bagian utara," ujar Kepala BMKG, Pekanbaru, Sugarin, Senin.
Turunnya hujan telah membawa kesegaran bagi warga kota Pekanbaru yang selama beberapa pekan terakhir harus berkutat dengan kabut asap yang meyesakkan. (Antara)