Suara.com - Pemerintah Kota Solo akan melakukan berbagai cara untuk menghalau rencana kehadiran Gojek, salah satunya menggalang komunitas blogger.
“Semuanya perangkat akan kita siapkan dan kumpulkan untuk mengatasi hadirnya Gojek di Solo. Termasuk media dan blogger juga akan kita libatkan. Sebab, Gojek ini menggunakan sistem online. Jadi harus dilawan dengan IT juga,” kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Solo, Yosca Herman Soedrajad, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (13/9/2015).
Gojek berada di bawah PT. Gojek Indonesia, perusahaan penyedia jasa layanan transportasi yang menggunakan armada ojek sepeda motor berbasis aplikasi mobile.
Menurut Yosca kehadiran Gojek bukan solusi tepat untuk mengatasi transportasi Solo. Justru sebaliknya, menurut dia, kehadiran Gojek bentuk pembodohan terhadap masyarakat. Ia mengatakan hadirnya Gojek dapat mengurangi angka pengangguran merupakan anggapan yang salah.
“Karena kalau sudah menjamur justru Gojek ini akan sulit dikendalikan. Sehingga jauh-jauh hari Pemkot terus melakukan upaya untuk menekan hadirnya Gojek di Solo dengan melibatkan semua pihak,” tambah dia.
Yosca mengatakan untuk mendirikan usaha jasa layanan transportasi angkutan harus memiliki izin usaha. Sementara Gojek sendiri katanya tidak memiliki izin usaha. Selain itu, dari segi keselamatan dan kenyamanan tidak menjamin.
“Gojek ini ilegal, karena tidak memiliki izin usaha. Karena untuk mendirikan sebuah usaha (transportasi) itu harus mengikuti prosedur dan tidak mudah,” katanya.
Lebih jauh, Yosca menambahkan larangan Gojek beroperasi di Solo juga karena kota telah memiliki komitmen untuk mengurangi emisi kendaraan.
“Solo beda dengan kota lain. Kalau memang (Gojek) akan hadir di Solo, kita panggil pemiliknya,” kata Yosca.
Sementara itu, meski telah ada larangan keberadaan Gojek, CEO Get-Jek Solo, Reza Rasaja, mengaku akan tetap meluncurkan usahanya. Get-Jek berbeda dengan Gojek. Get-Jek muncul setelah terpinsirasi Gojek.
Hal itu ia lakukan atas dasar Gojek di Jakarta diizinkan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Di Jakarta aja boleh kok, masak di Solo mau nggak boleh," kata dia. (Labib Zamani)