Duduk di kursi teras rumahnya yang terletak di Jalan Kahuripan 15, RT 7/6, Perumahan Jaka Permai, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Zainab Arifin, tak kuat membendung air mata.
Ia meratapi anaknya, Ferry Mauludin Arifin Dulhai, yang menjadi salah satu korban meninggal dunia di Masjidil Haram, Mekah, setelah tertimpa crane.
Setiap kali melihat foto Ferry, air mata Zainab berderai dan dia histeris. Zainab dipeluk erat oleh anak perempuannya setiap kali menangis.
Sambil menangis dengan memeluk foto anak Ferry, Zainab melafalkan nama Allah.
"Gagah sekali kamu nak. Allahu Akbar Muhammad Rossulullah. Sayangi dia dan ampuni dosanya ya Allah, masukin dia di surgamu ya Allah," kata Zainab.
Anak-anak Zainab pun tak kuasa menahan tangis. Mereka pun memeluk ibunya.
Di dalam rumah Jalan Kahuripan, duduk di atas kursi suami Zainab yang kini sakit stroke. Dia juga hanya bisa menangis dan berdoa.
Ferry merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Dia karyawan PT. Freeport Indonesia di Timika, Papua. Ferry meninggalkan istri bernama Linda Marlinda (39) dan anak perempuan yang masih berusia 10 bulan.
Menurut pengamatan Suara.com di depan rumah duka terpasang bendera kuning. Sejumlah sanak keluarga sudah berkumpul di dalam rumah.