Suara.com - Jawa Barat segera memiliki bandara berskala internasional. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan peletakan batu pertama atau "ground breaking" Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, di Kabupaten Majalengka, direncanakan pada Oktober 2015.
"Memang sebelumnya kami dari Pemprov Jabar merencanakan 'ground breaking' Bandara Kertajati bulan September ini. Namun diundur karena masih menunggu kesepahaman dengan Angkasa Pura (AP) II dalam bentuk joint venture," kata Ahmad Heryawan, di Bandung, Minggu.
Menurutnya, proses kerja sama dua pihak atau lebih dalam sebuah kerja sama bisnis atau joint venture memang sedikit memakan waktu walaupun secara prinsip BIJB dan PT Angkasa Pura II (Persero) telah sepakat.
"Kami lebih memilih menunggu proses joint venture dengan Angkasa Pura II karena lebih enak kalau saat membangun BIJB atas nama berdua, berarti sudah ada kesepahaman antara BUMN dan BUMD," ujarnya.
Ia mengatakan, nantinya pengelolaan Bandara Kertajati akan dilakukan bersama manajemen yang mengoperasikan Bandara Husein Sastranegara Bandung sehingga proses manajemennya lebih mudah.
"Jika pengelolaannya satu manajemen kan lebih enak. Nanti tinggal dikelola, misalnya ketika hari pertama BIJB dioperasikan berapa penerbangan yang akan dilarikan ke sana kalau di Husein sudah padat. Katakanlah kalau mau menambah ritme atau penerbangan tentu sudah tak bisa di Bandara Husein lagi kan harus ke Kertajati" katanya.
Ia menuturkan tidak ada hambatan apapun terkait pembangunan Bandara Kertajati dan proses pembebasan lahan berlangsung lancar termasuk pembangunan sesi udara dan darat.
"Pembebasan lahan sekarang sudah 900 hektare, kalau di APBDP ada pembebasan lahan tentu akan mencapai seribu lebih," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik menuturkan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendorong percepatan pembangunan Bandara Kertajati.
"Pemerintah pusat menunjukkan komitmennya dengan menggelontorkan dana untuk pembangunan BIJB. Di tahun 2013 itu Rp130 miliar, 2014 membantu Rp85 miliar, tahun ini Rp185 miliar dan tahun depan Rp300 miliar," kata Dedi Taufik. (Antara)