Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) rupanya tak menghiraukan protes dari sejumlah pihak soal usulnya untuk membubarkan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Dia mengungkapkan kalau dirinya kini sedang ‘diserang’.
"Saya pertama ngomong sebenarnya IPDN udah nggak perlu lagi ada, lalu mereka nyerang semua, ya saya sikat aja gitu lho," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/9/2015) malam.
Ahok sendiri tidak menjelaskan soal kata ‘sikat’, namun yang pasti dia menegaskan kalau tak pernah lagi menggunakan ajudan dari lulusan IPDN.
Saat ini Ahok sudah tidak lagi menggembor-gemborkan atas usulannya tersebut dihadapan pekerja media. Dia sekarang lebih sering memuji dan membanggakan lulusan dari IPDN yang dinilai membawa dampak baik bagi Pemprov DKI Jakarta.
"Saya ngomong nggak semua juga (alumni yang bermasalah). Itu kita mesti jelas. Tapi ya saya topik utama kan bukan nyerang IPDN macam-macam," terang Ahok.
Jumat pekan lalu (4/9/2015), Ahok menuding lulusan IPDN banyak yang pekerjaannya cuma mengumpulkan duit untuk menyogok oknum jaksa.
Hal itu pula yang membuatnya mengusulkan kepada Presiden RI Joko Widodo untuk membubarkan IPDN.
Kendati demikian, Ahok menegaskan, usulan untuk membubarkan IPDN lantaran sekolah tersebut sudah tidak lagi diperioritaskan untuk menjadi lurah, camat, wali kota atau bahkan strukturanya di pemerintahaan.
Ahok mengutip Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Pasalnya, UU tersebut memberikan kesempatan yang sama buat lulusan swasta untuk menjadi pamong praja.
"Nah konsep UU ASN adalah membuat seluruh kantor pemerintah itu seperti swasta atau bank, makanya kami begitu masuk dan Pak Jokowi mau mengubah kantor camat itu seperti bank," kata Ahok.