Biar Payung Tradisional Tak Punah, Solo Gelar Festival Payung

Siswanto Suara.Com
Kamis, 10 September 2015 | 15:05 WIB
Biar Payung Tradisional Tak Punah, Solo Gelar Festival Payung
Salah seorang delegasi dari Cina menunjukkan payung buatannya di Resto Balekambang Solo, Jawa Tengah, (10/9/2015). [suara.com/Labib Zamani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiga negara tetangga, yakni Cina, Jepang, dan Thailand akan turut berpartisipasi dalam Festival Payung Indonesia 2015. Kegiatan tahunan kedua kalinya digelar ini akan dipusatkan di Taman Balekambang Solo selama tiga hari, dimulai Jumat (11/9/2015) dan berakhir pada Minggu (13/9/2015).

"Kegiatan ini yang kedua kalinya digelar dimulai sejak Tahun 2014. Ada ribuan payung yang akan dipamerkan, diperagakan, dan dikreasikan," kata Ketua panitia Festival Payung Indonesia Heru Mataya di Resto Balekambang Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/9/2015).

Menurut Heru ketiga negara yang ikut berpartisipasi ini akan mengekspresikan karya-karyanya kepada masyarakat. Dari Cina akan memberikan workshop tentang pembuatan payung tradisional yang memiliki nilai jual dan bermanfaat untuk masyarakat. Dari Thailand akan menampilkan workshop, fashion show dan lukisan payung. Sementara dari Jepang akan menampilkan dance.

Selain partisipasi tiga negara ini, kata Heru, beberapa kabupaten/kota di Indonesia juga akan terlibat dalam event budaya yang mengambil tema Umbrella Reborn.

Ada dari Kabupaten Bau-Bau Sulawesi Tenggara, Palu Sulawesi Tengah, Kabupaten Kuantang Singingi Riau, Padangpanjang Sumatera Barat, Bengkulu, Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Klaten, Bali, dan Malang.

"Peserta yang hadir ini tidak hanya para pengrajin payung, tetapi juga kreator payung. Sehingga berbeda dari tahun lalu yang hanya menampilkan payung tradisi, tahun ini ada payung rajut dan terbuat dari sampah," kata dia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo Eny Tyasni Susana mengatakan festival payung bertujuan untuk melestarikan kerajinan payung tradisional Indonesia yang kini terancam punah. Selain itu Eny juga berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan wisatawan unuk datang ke Solo.

"Kita berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan potensi budaya Solo, serta meningkatkan wisatawan untuk datang ke Solo," katanya.

Sementara itu, Perwakilan dari Cina, Chen Mi, mengaku bangga bisa ikut terlibat dalam event budaya ini. Dalam kegiatan ini akan membawa dua buah payung tradisional dan modifikasi.

"Ini suatu kehormatan bagi kita diundang dalam kegiatan ini. Nanti akan kita kenalkan tentang cara membuat payung. Karena sekarang payung hanya dipakai untuk cideramata yang tidak bisa dipakai," kata Chen Mi. (Labib Zamani)

REKOMENDASI

TERKINI