Relokasi Warga Bidara Cina Dilakukan Oktober

Ardi Mandiri Suara.Com
Kamis, 10 September 2015 | 07:17 WIB
Relokasi Warga Bidara Cina Dilakukan Oktober
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Suara.com/Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana melakukan relokasi terhadap warga yang berada di kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur pada Oktober 2015.

"Warga di Bidara Cina harus cepat-cepat direlokasi. Kami targetkan relokasinya sudah dilaksanakan mulai bulan depan," kata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (9/9/2015).

Menurut pria yang lebih akrab disapa Ahok itu, Bidara Cina merupakan salah satu kawasan yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan sodetan Sungai Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT).

"Karena di kawasan Bidara Cina itu akan dibangun sodetan yang menghubungkan Sungai Ciliwung dengan KBT. Jadi, warga yang ada di sana harus segera dipindahkan," ujar Ahok.

Meskipun demikian, mantan Bupati Belitung Timur itu menuturkan sebagian warga yang tinggal di Bidara Cina dan terbukti memiliki sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) akan mendapatkan ganti rugi.

"Kalau warga memang terbukti punya sertifikat yang resmi, pasti akan kita ganti. Namun yang pasti, relokasi ini harus segera dilakukan karena pembangunan sodetan Ciliwung itu juga tidak bisa ditunda lebih lama lagi," ujar Ahok.

Seperti diketahui, terdapat sekitar 300 kepala keluarga (KK) yang harus segera ditertibkan untuk pelaksanaan sodetan Ciliwung-KBT tersebut. Pembangunan sodetan itu merupakan instruksi langsung dari Presiden RI Joko Widodo untuk menanggulangi masalah banjir di Jakarta.

Dari total 300 KK tersebut, sebanyak 48 KK diantaranya berdiri di atas lahan milik pemerintah. Nantinya, mereka akan mendapatkan ganti berupa unit rumah susun (Rusun) di Cipinang Besar Selatan.

Sedangkan, ganti rugi bagi warga yang memiliki sertifikat akan dilakukan oleh pemerintah pusat. Pembangunan sodetan itu diperkirakan dapat mengurangi debit air sekitar 60 meter kubik per detik. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI