Suara.com - Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat mengukur kualitas udara saat terjadi kebakaran hutan. Hasilnya, kualitas udara di kota yang dilewati garis katulistiwa itu sangat buruk.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak Multi Junto Batarendro menyatakan kualitas itu terlihat dalam Indeks Standar Pencemaran Udara. Kategorinya sudah sangat tidak sehat.
"Saya imbau masyarakat agar meningkatkan daya tahan tubuhnya, mengurangi aktivitas di luar rumah, bagi anak sekolah gunakan masker dan lain sebagainya," kata Multi Junto Batarendro di Pontianak, Rabu (9/9/2015).
Sementara untuk balita, lansia, ibu hamil, dan masyarakat yang alergi dengan asap agar sebaiknya tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Mereka rentan terkena infeksi salluran pernapasan akut (ISPA).
"Kalau sudah begitu segera bawa ke pelayanan kesehatan terdekat, dan lebih utama lagi mari tingkatkan daya tahan tubuh agar tidak mengalami sakit," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Kalbar Cornelis menuding semakin pekatnya kabut asap dalam beberapa hari terakhir karena asap kiriman dari tetangga Provinsi Kalbar. Ia meminta para pengambil kebijakan dan seluruh elemen masyarakat baik di Kalbar dan provinsi di Kalimantan untuk bersama-sama dalam menekan dan menanggulangi asap akibat terbakarnya hutan dan lahan.
"Musim sekarang sudah tidak bisa diprediksi lagi, seharusnya sekarang musim hujan, tetapi sekarang malah musim kemarau, sehingga kita semua harus saling menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Gubernur Kalbar mengklaim pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan secara maksimal agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan di provinsi itu, tetapi masih tetap saja kabut asap melanda Kalbar.
"Kami sudah bekerja sama dengan instansi terkait dan telah membentuk Satgas yang fokus terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, dan juga telah melakukan berbagai sosialisasi dalam mengajak masyarakat agar tidak membuka lahan pertaniannya dengan cara dibakar, tetapi kabut asap tetap saja muncul pada musim kemarau," katanya.
Cornelis mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok yang masih hidup sembarangan. Karena banyak juga kejadian kebakaran hutan dan lahan disebabkan hal tersebut. (Antara)