80 Persen Sumatera Diselimuti Kabut Asap, Demokrat Prihatin

Minggu, 06 September 2015 | 19:12 WIB
80 Persen Sumatera Diselimuti Kabut Asap, Demokrat Prihatin
Sejumlah pengendara menembus kabut asap yang menyelimuti kawasan Jembatan Batanghari II, Jambi. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Syarief Hasan, menyatakan keprihatinan pihaknya atas bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. Namun, dia menegaskan bahwa Demokrat siap membantu pemerintah dan bekerja sama dengan aparat terkait dalam menangani masalah kabut asap.

"Kita juga harus bekerja sama dengan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan aparat yang terkait juga," kata Syarief Hasan di Jakarta, Minggu (6/9/2015).

Syarief mengingatkan bahwa sudah banyak provinsi yang terkena dampak dari kebakaran hutan kali ini. Di antaranya mulai dari Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, serta Jambi dan Sumatera Selatan. Menurutnya, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LH) belakangan mencatat ada 156 titik panas sumber kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.

"Dari 156 titik panas, 95 titik (berada) di Sumatera dan 61 titik di Kalimantan," ujarnya.

Lebih dari itu, menurut Syarief, bukan hanya sekitar lokasi hotspot saja yang terkena kabut asap tebal. Tetapi faktanya, banyak juga daerah lain yang harus terkena masalah kabut asap, meski tidak terjadi kebakaran di daerahnya.

"Meskipun Provinsi Nangroe Aceh Darussalam tidak mengalami kebakaran hutan, namun karena angin berhembus ke utara, Aceh mendapatkan dampaknya," katanya mencontohkan.

Bahkan kini, menurut Syarief, bisa dikatakan sudah hampir 80% wilayah Sumatera terpapar kabut asap. Bahkan negara lain seperti Malaysia dan Singapura pun sudah kembali terkena dampaknya.

"Bahkan sudah menjalar ke Malaysia dan Singapura," sambungnya.

Demokrat sendiri disebut akan terus ikut membantu pemerintah pusat, agar masalah kabut asap yang menimpa warga dapat diatasi dan diselesaikan dengan cepat. [Nur Habibie]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI