Suara.com - Kelompok aktivis yang menamakan diri Koalisi Masyarakat Peduli Parlemen (KMPP) mendukung tindakan Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon menghadiri acara konferensi pers Donald Trump, pengusaha yang hendak maju menjadi calon Presiden Amerika Serikat lewat Partai Republik, beberapa waktu lalu. Padahal, kemunculan mereka di acara Donald Trump menuai kontroversi di tanah air.
Ketua KMPP Arief Rachman mengatakan, sesungguhnya kehadiran dua wakil rakyat itu tak perlu dibesar-besarkan. Menurutnya, kehadiran pimpinan DPR merupakan bagian dari upaya parlemen untuk mencari solusi krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini.
"Kehadiran Setya Novanto selaku pimpinan DPR di sana harus dilihat sebagai sebuah strategi politik parlemen untuk menunjukkan kelas Indonesia yang kian diperhitungkan di mata dunia. Kehadiran pimpinan DPR itu juga dalam rangka mengatasi persoalan ekonomi Indonesia yang sedang turun, dengan begitu bisa mendatangkan investor ke tanah air," kata Arief dalam konferensi pers di Kedai Kopi Perjoeangan Jl Proklamasi 65, Pegangsaan, Jakarta Pusat, Minggu (6/9/2015).
Sejumlah politisi tanah air turut mengkritisi kemunculan Setya dan Fadli di acara Trump. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Charles Honoris misalnya.
Charles mengaku malu dan sedih melihat pemimpin DPR hadir di acara kampanye bakal calon presiden AS dari Partai Republik, karena dirinya menganggap institusi bangsa sudah dijual untuk kepentingan politik Donald Trump.
"Mereka berangkat menggunakan fasilitas negara, datang sebagai ketua DPR RI dan bertemu Donald Trump masih menggunakan pin DPR," ucap dia.
Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai peristiwa yang terjadi dalam pertemuan pimpinan DPR RI dengan bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai bentuk pelecehan terhadap kedaulatan Indonesia.
"PPP menyesalkan kejadian tersebut," kata Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya M Romahurmuziy usai pelantikan pengurus PPP Sumut di Medan, Sabtu (5/9/2015) sore.