Empat TKI Tenggelam di Malaysia Belum Ditemukan

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 05 September 2015 | 17:33 WIB
Empat TKI Tenggelam di Malaysia Belum Ditemukan
Ilustrasi orang tenggelam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Empat orang TKI asal Pamekasan, Jawa Timur, yang dikabarkan tenggelam pada peristiwa kecelakaan kapal tenggelam di perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia, Kamis (3/9/2015), hingga kini belum ditemukan.

"Ini sesuai dengan informasi yang disampaikan korban selamat dalam kecelakaan kapal itu yang diterima pihak keluarga di Pamekasan," kata Ketua DPRD Pamekasan, Halili, Sabtu (5/9/2015).

Halili merupakan tetangga para TKI yang menjadi korban kecelakaan laut di Perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia.

Dalam kecelakaan kapal itu, kata dia, ada enam TKI asal Dusun Seccang, Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan yang ikut dalam kapal itu. Keenam orang TKI asal Pamekasan masing-masing bernama Punadi (35), Imam (34), Abd Hamid (55), Suna (50), Hosniyah (27) dan Hotimah (25).

Dari enam orang ini, dua di antaranya dikabarkan selamat, yakni Punadi dan Imam. Sedangkan Abd Hamid, Suna, Hosniyah dan Hotimah belum ditemukan dan masih dalam pencarian Tim SAR Malaysia.

Menurut Halili, keenam orang TKI ini pulang ke kampung halamannya di Desa Plakpak, karena hendak melaksanakan pesta pernikahan salah seorang anak korban Abd Hamid yang bernama Susmiyati yang hendak menikah dengan asal Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, bernama Hasib.

"Rencana pernikahannya 12 hari lagi," tuturnya.

Namun, akibat musibah itu, pihak keluarga korban di Pamekasan kini mempertimbangkan kembali rencana pernikahan pustri Abd Hamid, Susmiyati dengan tunangannya Hasib itu.

Kementerian Luar Negeri sebelumnya menyampaikan jumlah warga negara Indonesia yang menjadi korban tewas dalam peristiwa kapal tenggelam di perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia, bertambah dari 15 orang menjadi 17 orang.

"Pertama kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Penumpang yang selamat 20 orang, dan total yang meninggal ada 17 orang," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat (4/9/2015).

Menurut dia, sampai sekarang tim SAR masih terus melakukan upaya pencarian dan evakuasi di daerah perairan tempat tenggelamnya kapal dan sekitarnya.

"Saat ini fokus kami adalah pada proses pencarian, dengan harapan akan masih ada korban selamat. Saat ini angka pasti jumlah penumpang kapal masih dicari tahu," ujar Arrmanatha.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu Lalu Muhammad Iqbal menyebutkan Tim SAR yang diturunkan untuk upaya pencarian dan evakuasi terdiri dari tujuh kapal dari Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), tiga kapal dari Angkatan Laut Malaysia, satu kapal dari Polisi Diraja Malaysia (PDRM), dan tiga pesawat.

Kapal yang mengangkut WNI tersebut tenggelam di daerah Sabak Berenam, negara bagian Selangor, yaitu 10 mil dari pantai Malaysia. Kapal yang tenggelam itu adalah jenis kapal kayu dengan ukuran panjang sekitar 15 meter dengan lebar tiga meter.

Kecelakaan kapal tersebut dilaporkan oleh nelayan Malaysia pada pagi hari pukul 10.30 waktu setempat.

Berdasarkan laporan yang diterima KBRI di Kuala Lumpur, kapal itu diduga tenggelam akibat jumlah penumpang yang melebihi kapasitas kapal.

Direktur PWNI-BHI Kemlu juga mengatakan bahwa penyebab kecelakaan kapal itu sementara ini diindikasikan akibat kelebihan muatan.

"Menurut nelayan Malaysia muatan kapal saat itu 100 orang penumpang padahal kapasitas kapal maksimal 70 orang," kata Iqbal.

Kapal yang tenggelam di lepas pantai barat Malaysia dekat Selat Malaka tersebut dilaporkan mengangkut para imigran gelap asal Indonesia.

Terkait hal itu, Iqbal mengatakan Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan bekerjasama mencari cara untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.

"Kami berkomitmen untuk melakukan diskusi bilateral dengan Pemerintah Malaysia untuk memastikan insiden seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan," kata dia. (Antara)

REKOMENDASI

TERKINI