"Tapi akibatnya pangkat saya dihambat. Pangkat saya sekarang masih rendah. Teman-teman saja itu sekarang sudah 4B saya baru 3A. Saya sadar itu risiko. Tapi apa yang saya lakukan berguna untuk banyak orang, dan ada risiko. Saya enjoy dan puas. Tapi tidak menguntungkan untuk saya," ceritanya.
Menjadi PNS dan mempunyai jabatan tidak membuat Hana berhenti menulis Sekarang dia tetap menulis di media yang dia dirikan, meski sudah tidak aktif terlibat. Tabloid Suara Perempuan Papua beredar tiap 2 minggu sekali dengan jumlah cetak sebanyak 2.000 eksemplar. Tabloid itu disebar ke seluruh Papua dan Papua Barat dan selalu ditunggu.
"Kalau pada nggak dapat dan habis, mereka datang ke kantor dan meminta sisa percetakan," kisahnya.