Suara.com - Pagi itu, senja baru saja berlalu, saat Nuraini meninggalkan rumah. Ia bergegas menuju rumah majikannya yang terletak sekitar 100 meter dari tempat tinggalnya di kawasan Geucu Komplek, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh.
Tak ada keluh kesah dalam dirinya. Dengan penuh semangat, perempuan berusia 40 tahun ini berjalan menyusuri gang-gang. Di setiap langkah, kala ia bertemu dengan orang-orang yang dikenal, Nuraini tak lupa menyapa.
Ia pun tak malu menjawab, apa yang akan dilakukannya saat ada orang bertanya.
"Mau nyuci," sahut Nuraini menjawab pertanyaan salah seorang warga yang melihatnya berjalan.
Nuraini mempunyai nama lengkap Nuraini Ramli Taran. Sehari-hari, ia berprofesi sebagai tukang cuci. Namun, siapa yang tahu, jika rezeki yang ia dapat dari pekerjaan itu, mampu membuat ia menunaikan ibadah haji.
"Dulu begitulah aktivitas saya. Setiap hari menyuci di rumah yang berbeda. Ada tiga rumah yang menjadi tempat saya kerja," kata Nuraini yang mengenang kegiatan yang dilakoninya.
Nuraini mulai berhenti menjadi tukang cuci sejak tiga bulan lalu setelah terdaftar sebagai jemaah calon haji. Ia tergabung dalam kloter pertama calon haji asal Aceh. Pekan mendatang, ia akan masuk asrama haji Banda Aceh, sebelum bertolak ke Jeddah.
"Sebab itu saya berhenti (nyuci). Saya mulai fokus dengan ibadah dan manasik," katanya.
Nuraini, tukang cuci yang mampu naik haji, punya sejuta kisah. Ia baru dapat menunaikan rukun Islam yang ke lima, setelah menabung selama lebih kurang 17 tahun.
Nuraini berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Hal ini terlihat jelas, saat Suara.com datang menyambangi.