Menteri Rini Prediksi Laba BUMN Tahun Ini Meleset dari Target

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 04 September 2015 | 00:23 WIB
Menteri Rini Prediksi Laba BUMN Tahun Ini Meleset dari Target
Menteri BUMN Rini Soemarno. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri BUMN Rini Soemarno memperkirakan target laba 119 perusahaan negara pada tahun buku 2015 sebesar Rp165,405 triliun bakal meleset akibat pelemahan nilai tukar rupiah dan penurunan harga minyak dunia.

"Laba BUMN tahun ini (2015) bisa meleset dari target. Kinerja keuangan BUMN sangat dipengaruhi kondisi perekonomian saat ini," kata Rini usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, beberapa faktor pemicu tidak tercapainya target laba perusahaan "pelat merah" tersebut meliputi adanya pinjaman dalam bentuk mata uang dolar AS di sejumlah perusahaan.

"Jika perusahaan-perusahaan itu tidak melakukan 'hedging' (lindung nilai), maka otomatis akan menyebabkan kerugian yang lebih tinggi," ujar Rini.

Selain pengaruh pelemahan nilai tukar rupiah, ada juga korporasi seperti PT Pertamina (Persero) yang mengalami penurunan laba akibat turunnya harga minyak dunia.

"Pendapatan Pertamina diperkirakan bisa menurun, selain ada perusahaan memiliki pinjaman dalam bentuk dolar juga harga minyak sedang mengalami tren penurunan," tegasnya.

Sementara itu, dalam Nota Keuangan RAPBN 2016, pemerintah menetapkan target laba BUMN sebesar Rp143,91 triliun.

Selain itu, BUMN juga ditargetkan memiliki aset Rp4.940 triliun serta kontribusi terhadap penerimaan negara yang terdiri dari dividen dan pajak sebesar Rp507,25 triliun.

Dividen atau pendapatan negara yang diambil dari laba BUMN ditargetkan mencapai Rp31,16 triliun atau 15,7 persen lebih rendah dibandingkan dengan target pada APBN Perubahan 2015 sebesar Rp36,957 triliun.

Dividen sebesar Rp31,16 triliun tersebut berasal dari BUMN perbankan sebesar Rp6,9 triliun dan laba BUMN non-perbankan sebesar Rp24,21 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI