Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menolak menjelaskan hasil rekomendasi pemerintah yang terkait pembangunan kereta cepat atau atau high speed railways (HSR).
Rini meminta media menanyakan perkembangan kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
“Loh tanya ke Pak Menko saja. Kita semua sudah satu suara dengan beliau. Tanya perkembangannya ke Pak menko saja,” kata Rini saat ditemui di kantornya, Kamis (3/9/2015).
Rini menegaskan, pihak pemerintah sudah memiliki satu suara mengenai kereta cepat yang memiliki tarif tiket Rp 200.000 dari Jakarta ke Bandung. "Satu suara kita, satu suara kita karena Pak menko yang akan bicara," ungkapnya.
Seperti diketahui, pada Rabu malam (2/9/2015) para menteri kabinet kerja Jokowi-JK menggelar rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian untuk membahas finalisasi pemenang tender pembangunan proyek kereta.
Rapat yang selesai sekitar Pukul 10.00 WIB ini, Darmin mengaku sudah mengantongi rekomendasi yang rencananya akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo hari ini Kamis (3/9/3015) atau Senin (7/9/2015).
Sebelumnya, Reuters melansir jika Pemerintah Indonesia diprediksi akan memenangkan Cina dalam proyek pembangunan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara. Dua sumber pemerintah mengatakan hal itu.
Sumber itu mengatakan bocoran keputusan kepada Reuters. Mereka yang tidak ingin disebutkan namanya karena alasan keamanan diplomatik itu mengatakan jika kedua sudah melobi pejabat di kementerian terkait untuk menjalani proyek senilai 5 miliar dolar Amerika Serikat itu.
Proyek kereta cepat Indonesia ini disebut sebagai pembuka jalan untuk proyek selanjutnya di Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura. Sumber lain mengatakan jika Indonesia ingin membagi rata proyek infrastruktur 'tingkat tinggi'. Sebab Jepang sudah membangun sistem transportasi massal di Jakarta. Selain itu mendapatkan protek pembangkit listrik batu bara.
Proyek kereta api cepat itu akan dibangun dengan jarak 150 km atau 94 mil. Kecepatan kereta mencapat 300 km perjam. Sehingga Jakarta-Bandung bisa ditempuh 38 menit, dari jarak tempuh normal 3 jam menggunakan kereta diesel. Jika proyek ini jadi, Indonesia berharap untuk memperpanjang proyek untuk menghubungkan Jakarta dengan kota Surabaya.
Untuk diketahui Cina meminjamkan uang Cina menawarkan Rp73 triliun pinjaman dengan tenor 50 tahun, dan tingkat bunga 2 persen dalam dolar AS. Sementara Jepang memberikan pinjaman Rp60 triliun dengan tenor 40 tahun, dan tingkat bunga 0,1 persen dalam yen.