DPP Partai Demokrat melihat sisi positif dari bergabungnya Partai Amanat Nasional ke koalisi partai politik pendukung pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Gini, kalau saya tidak memandang negatif. Karena pilihannya begini, apakah mengawal Jokowi sampai akhir masa jabatan atau menjatuhkannya di tengah jalan," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok kepada Suara.com, Kamis (3/9/2015).
Guru besar psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menambahkan kalau pilihannya menjatuhkan pemerintah di tengah jalan, ongkosnya akan lebih mahal, bahkan masa depan bangsa tidak bisa dibayangkan.
"Karena itu, lebih baik kawal Jokowi sampai akhir masa jabatan, meski mengecewakan. Itu lebih baik daripada bikin huru hara di tengah jalan," kata Mubarok.
Menurut Mubarok keputusan PAN meninggalkan Koalisi Merah Putih dan bergabung ke Koalisi Indonesia Hebat dalam konteks mengawal pemerintah.
"Supaya Jokowi jangan dikendalikan oleh kelompok kepentingan," katanya.
Menurut Mubarok kemampuan Presiden Jokowi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan besar bangsa masih kurang sehingga dikhawatirkan kalah oleh tekanan kelompok kepentingan.
"Kan kapasitasnya Jokowi, anulah, kuranglah, ya, untuk atasi problem yang begitu besar. Kalau masukannya hanya dari kelompok kepentingan, itu berbahaya," kata Mubarok. "Jokowi kan ingin mandiri dari tekanan kiri kanan. Karena itu saya tidak negatif dengan apa yang dilakukan oleh PAN."
"Gini, kalau saya tidak memandang negatif. Karena pilihannya begini, apakah mengawal Jokowi sampai akhir masa jabatan atau menjatuhkannya di tengah jalan," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok kepada Suara.com, Kamis (3/9/2015).
Guru besar psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menambahkan kalau pilihannya menjatuhkan pemerintah di tengah jalan, ongkosnya akan lebih mahal, bahkan masa depan bangsa tidak bisa dibayangkan.
"Karena itu, lebih baik kawal Jokowi sampai akhir masa jabatan, meski mengecewakan. Itu lebih baik daripada bikin huru hara di tengah jalan," kata Mubarok.
Menurut Mubarok keputusan PAN meninggalkan Koalisi Merah Putih dan bergabung ke Koalisi Indonesia Hebat dalam konteks mengawal pemerintah.
"Supaya Jokowi jangan dikendalikan oleh kelompok kepentingan," katanya.
Menurut Mubarok kemampuan Presiden Jokowi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan besar bangsa masih kurang sehingga dikhawatirkan kalah oleh tekanan kelompok kepentingan.
"Kan kapasitasnya Jokowi, anulah, kuranglah, ya, untuk atasi problem yang begitu besar. Kalau masukannya hanya dari kelompok kepentingan, itu berbahaya," kata Mubarok. "Jokowi kan ingin mandiri dari tekanan kiri kanan. Karena itu saya tidak negatif dengan apa yang dilakukan oleh PAN."