Suara.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil kecewa dengan sikap Direktur Utama PT. Pelindo II R. J. Lino yang menurutnya tidak profesional.
"Saya itu, waktu dengar kabar ada pemeriksaan di kantor Pak Lino, saya kan menelepon beliau sebagai bentuk simpatik saya. Tapi pas saya telepon beliau ternyata lagi dikerumunin (dikerumunin wartawan) nah HP-nya di-loudspeaker. Ini kan konyol, lalu beliau menyampaikan uneg-unegnya ke saya dengan cara seperti itu," kata Sofyan saat ditemui di kantor Kementerian koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2015).
Sofyan mengatakan ketika itu Lino mengungkapkan bahwa Lino tidak terima atas perlakukan penyidik Bareskrim Polri yang melakukan pemeriksaan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
"Ya dia memang sampaikan uneg-unegnya. Tapi ya nggak apa-apa, saya kan hanya menyampaikan rasa simpatik saya sebagai teman dan menteri," katanya.
Penggeledahan terhadap kantor Lino berlangsung pada Jumat (28/8/2015) siang. Penggeledahan terkait dugaan korupsi pengadaan mobile crane.
Dalam penggeledahan, satu unit harbour mobile crane milik Pelindo II yang dioperasikan di Dermaga 002 Pelabuhan Tanjung Priok disegel.
Selain itu, kasus tersebut juga diduga ada kaitan dengan kasus dwelling time peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Penggeledahan ruang kerja Lino kemudian menjadi ramai. Saat terjadi penggeledahan, Lino ditelepon Sofyan Djalil. Lino pun menyampaikan uneg-unegnya ketika itu.
"Come on Pak. I'm make this company so rich. Kok malah saya dihukum begini. Enggak fair Pak. Bapak tolong kasih tahu Presiden deh, kalau caranya seperti ini, saya berhenti," kata Lino kepada Sofyan melalui ponsel.