Suara.com - CEO Gojek Indonesia, Nadiem Makarim, mengatakan konflik antara driver Gojek dan ojek pangkalan mulai reda. Tandanya, antara lain, banyak pangkalan ojek konvensional yang kini berubah menjadi tempat driver Gojek.
"Yang tidak pernah dilaporkan oleh media adalah seberapa cepat pangkalan-pangkalan resistensi itu yang tadinya pasang Gojek dilarang masuk, malah jadi pangkalan Gojek. Namun hal ini seringkali luput dari pemberitaan media," kata Nadiem di Polda Metro Jaya, Rabu (2/9/2015).
Bagi Nadiem perkembangan ini merupakan pencapaian tersendiri bagi perusahaannya.
"Menurut saya, hal tersebut merupakan capaian tersendiri bagi Gojek. Pasalnya, hal ini untuk menekan adanya perselisihan antara ojek konvensional dan ojek berbasis aplikasi," katanya.
Dengan adanya pencapaian itu, dia berharap armada angkutan umum lainnya bisa meniru teknologi yang digunakan Gojek.
"Kami berharap akan ada aplikasi-aplikasi lainnya seperti aplikasi bajai, aplikasi Kopaja sehingga adanya kami bisa mengikuti yang lainnya," kata dia.
Sebelumnya, perselisihan antara driver Gojek dan tukang ojek konvensional kerap terjadi di Ibu Kota lantaran tukang ojek konvensional merasa tersaingi. Di Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini terjadi kasus driver Gojek bernama Asep (23) dianiaya lima tuang ojek pangkalan.
Penolakan Gojek tak hanya terjadi di Jabodetabek. Di sejumlah daerah, seperti Solo juga terjadi penolakan.