PAN Gabung Koalisi Pro Pemerintah, Siapa yang Melobi?

Siswanto Suara.Com
Rabu, 02 September 2015 | 14:28 WIB
PAN Gabung Koalisi Pro Pemerintah, Siapa yang Melobi?
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, Rabu (2/9/2015), Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan mengumumkan secara resmi PAN bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat, koalisi partai politik pro pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Salah satu anggota Koalisi Indonesia Hebat, Partai Nasional Demokrat, menyambut positif masuknya PAN ke koalisi pendukung pemerintah.

"Saya ucapkan selamat kepada PAN yang hari ini menyatakan bergabung untuk dukung pemerintah," kata Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat kepada Suara.com.

PAN menyatakan bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah, kata Patrice, sudah diprediksi sebelumnya.

"Saya pikir ini sesuatu yang memang kita prediksikan akan terjadi. Diprediksi sejak tiga atau empat empat bulan yang lalu," kata Patrice.

Patrice berharap kehadiran PAN akan menambah energi baru bagi pemerintah dan menambah kesolidan.

"Kita harapkan PAN yang punya potensi dan tekad untuk mendukung pemerintah sejak awal dulu dengan menjaga politik yang tidak gaduh, menurut ini keputusan yang tepat," katanya.

Ketika ditanya siapa yang berperan melobi PAN yang sebelumnya anggota Koalisi Merah putih bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat, Patrice mengatakan, "Tentu Presiden sendirilah, ya, yang sering bertemu Pak Zul (Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan), termasuk kita semua. Kita punya banyak kesamaan pemikiran. Saya pikir itu yang jadi dasar PAN gabung." 

PAN gabung di tengah isu kencang akan ada perombakan Kabinet Kerja lagi yang kabarnya pada akhir tahun 2015. Terkait soal itu, Patrice menegaskan tidak ada deal tertentu dengan PAN.

"Tidak ada deal-deal tertentu atau apapun namanya. Ini betul-betul sebuah tekad kebersamaan, gotong royong untuk membangun bangsa. Ini bukan karena mau reshuffle, bukan karena itu. Kalaupun nanti ada reshuffle, itu memang berdasarkan kebutuhan dan kinerja para menteri," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI