Pandangan Gubernur BI Soal Pertemuan Tahunan World Bank dan IMF

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 02 September 2015 | 01:02 WIB
Pandangan Gubernur BI Soal Pertemuan Tahunan World Bank dan IMF
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo, Menkeu Bambang Brodjonegoro, Ketua OJK Muliaman D. Hadad dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan Pertemuan Tahunan Bank Dunia (World Bank)-Dana Moneter Internasional (IMF) merupakan pertemuan bergengsi, sehingga pihaknya menyambut baik penyelenggaraannya di Indonesia pada 2018.

"Kami sambut baik, karena itu pertemuan bergengsi, seluruh regulator bidang keuangan dan bank sentral akan berkumpul di situ," kata Gubernur BI itu, di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Seperti dikutip Antara, Agus menyebutkan pertemuan itu diikuti delegasi dari 188 negara anggota dengan setiap delegasi akan berjumlah antara 10--20 orang.

"Jadi, ini adalah suatu kepercayaan besar kepada Indonesia dan biasanya bank-bank besar juga turut hadir untuk bertemu dengan mitranya," kata mantan Menteri Keuangan itu lagi.

Agus menyatakan bahwa Indonesia bersama Senegal dan Mesir menjadi kandidat tuan rumah pertemuan tahunan itu pada 2018.

"Itu shortlist-nya, tapi kemarin sudah diputuskan Indonesia yang jadi tuan rumahnya," kata dia pula.

Ia menjelaskan bahwa Pertemuan Tahunan Bank Dunia-IMF dilaksanakan dua tahun sekali di Washington AS, dan tiga tahun satu kali di luar AS.

"Tahun 2015 ini di ibu kota Peru di Lima, dan tahun 2018 di Bali Indonesia," katanya.

Ia mengatakan penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah menunjukkan kepercayaan dari 188 negara anggota IMF dan Bank Dunia.

"Bagi saya ini adalah kesempatan, sekarang baru 2015, ada tiga tahun ke depan untuk melakukan persiapan agar dapat berjalan baik," kata Agus Martowardojo.

Pertemuan itu dihadiri pejabat bank sentral, menteri keuangan dan pembangunan, pimpinan perusahaan swasta, masyarakat sipil, media massa, akademisi, untuk mendiskusikan isu global penting termasuk perkiraan kondisi ekonomi dunia, stabilitas keuangan global, pengurangan kemiskinan, lapangan kerja dan pertumbuhan, pembangunan ekonomi dan masalah terkait perubahan iklim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI