Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Purnama (Ahok) mengaku belum mendapat teguran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendapat keluhan dari para supir Gojek dan supir ojek tradisional terhadap dirinya.
Sebelumnya perwakilan supir ojek yang diundang ke Istana Negara, Selasa (1/9/2015), mengeluhkan kawasan Thamrin dan Medan Merdeka Barat tidak bisa dilewati roda dua.
"Aku juga belum dengar itu, Pak Jokowi ngomong apa dulu. Dan alasannya apa," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Ahok berpendapat, kalau jalur protokol kembali dibuka untuk motor maka makin banyak orang yang menjadi tukang ojek.
"Ya kalau nggak mau muter-muter, parkir, naik bus tingkat gratis aja. Nggak papa dong (naik bus Transjakarta), nanti malah ojeknya penuh (kalau jalur protokol di buka)," jelas Ahok.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo makan siang bersama dengan para pengojek, supir mikrolet, kopaja, kopami jaya, metromini, dan taksi di Istana Negara, Selasa (1/9/2015).
"Saya mengundang ke sini hanya untuk makan siang, tidak ada kepentingan lain," kata Presiden saat pidato penyambutan di Istana Negara.
Presiden bercerita saat pertama kali datang ke Jakarta dia harus enam kali ganti angkutan, dari Klender, Jakarta Timur, menuju ke Kuningan, Jakarta Selatan.
"Tahun 85-88 ke Jakarta dari Klender ke Kuningan tiap pagi jam 06.00 WIB tiga kali ganti angkutan. Saya ingat betul itu. Tahun 85 ingat (naik) metromini," kata Presiden.
Jokowi mengingatkan kepada para sopir dan para pengojek bahwa saat ini kompetisi sangat ketat dan diminta tidak saling bergesekan.