Suara.com - Ribuan buruh tetap demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2015) siang. Padahal, sebelumnya Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap mereka menyampaikan aspirasi di panggung taman Monumen Nasional.
Menurut pengamatan Suara.com, demonstran orasi di depan kantor Presiden Joko Widodo. Sementara kawasan Monas hanya dijadikan tempat parkir kendaraan yang dibawa buruh.
"Di dalam Monas cuma buat parkir bus saja," kata anggota SPSI Kabupaten Tangerang, Tauhid.
Tauhid mengatakan buruh tidak pernah demo di dalam taman Monas karena lokasinya agak jauh dari kantor Presiden.
Buruh, katanya, ingin menyampaikan aspirasi langsung di depan Istana.
Kemarin Senin (31/8/2015) di Balai Kota, Ahok menggelar rapat bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan di kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Salah satu agenda rapat ialah membahas cara membuat para demonstran berunjuk rasa di kawasan Monumen Nasional.
"Besok, kan ada demo buruh besar-besaran. Kita mau mulai uji coba agar orang demo itu kita arahkan ke Monas. Jadi kita kayak di London-lah. Konsep di Inggris orang demo ada di taman," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata Ahok, akan menyediakan fasilitas umum di kawasan Monas, terutama toilet gratis.
"Di situ disiapkan toilet segala macam, ambulan. Mungkin wartawan juga ada tenda booth-nya pakai AC biar kalian bisa nongkrong di situ," kata Ahok.
Menurut Ahok, demo di Monas tidak akan mengurangi tujuan demonstrasi yaitu agar pesan mereka didengarkan dan diperhatikan para pengambil kebijakan. Dengan kata lain, walau tempat unjuk rasa di Monas, mereka akan tetap mendapat liputan luas kalangan media massa sehingga pesan-pesan demonstran sampai ke para penentu kebijakan.