Suara.com - Sebanyak 7 balon berwarna kuning diterbangkan di dalam Pusat Pembelanjaan di Kuala Lumpur di depan Perdana Menteri Najib Abdul Razak dan istrinya Rosmah Mansor. Ini dinilai sebagai sindiran ke PM Najib.
Secara kebetulan warna kuning ini merupakan simbol dari koalisi masyarakat sipil Bersih 4.0 yang berdemo menentang PM Najib akhir pekan lalu. Ribuan demonstran saat itu mengenakan kaos kuning dan ingin Najib turun sebagai Perdana Menteri.
Balon kuning itu diterbangkan saat PM Najib menghadiri sebuah Festival Seni Diversecity di Kuala Lumpur. Ketujuh balon itu bertuliskan 'Democracy', 'Justice', 'Free Media'.
Begitu balon itu terbang, keamanan Perdana Menteri langsung menuju ke lantai 5 gedung di mana awal balon terbang. Namun sampai saat ini tak jelas pelaku penerbangan balon itu.
Sebelumnya ribuan warga Malaysia menyemuti jalan-jalan di kawasan Dataran Merdeka, Kuala Lumpur pada Sabtu dan Minggu pekan kemarin. Berkaos kuning dan tergabung dalam gerakan Bersih 4.0, ribuan warga itu mendesak adanya reformasi dan lengsernya Perdana Menter Najib Razak, yang dituding terlibat kasus korupsi.
Turunnya ribuan rakyat ke jalanan di Kuala Lumpur itu dipicu oleh temuan adanya uang senilai 600 juta dolar Amerika Serikat (sekitar Rp84 triliun) dalam rekening pribadi Najib. Sang perdana menteri sendiri mengatakan dana itu adalah sumbangan dari donatur, bukan uang negara yang ditilepnya.
Aksi itu sendiri mendapat dukungan bukan saja dari partai oposisi, tetapi juga dari Mahathir Mohamad, politikus gaek dari Partai UMNO, partai yang sama dengan Najib. Perdana menteri terlama dalam sejarah Malaysia yang kini berusia 90 tahun itu tampak hadir dalam demonstrasi Sabtu dan membuat massa terpukau.
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad sampai ikut turun ke jalanan Kuala Lumpur, bergabung dengan demonstran anti-pemerintah.
Berbicara di hadapan ribuan demonstran berkaos kuning politikus kharismatis itu mengatakan diperlukan "people's power" atau kekuatan rakyat untuk melengserkan Perdana Menteri Najib Razak yang tersangkut skandal korupsi. (MalaysiaKini)