BMKG: 759 Titik Panas Kepung Sumatera

Esti Utami Suara.Com
Senin, 31 Agustus 2015 | 13:53 WIB
BMKG: 759 Titik Panas Kepung Sumatera
Ilustrasi kebakaran lahan. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 759 titik panas mengepung Pulau Sumatera. Banyaknya titik panas ini dipicu kebakaran hutan dan lahan di beberapa provinsi, termasuk Riau.

"Sampai pagi tadi pukul 07.00 Wib untuk wilayah di Sumatera ada 759 titik, sedangkan di Riau sebanyak 164 titik," papar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiaun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Senin (31/8/2015).

Ia membeberkan, tujuh ratusan lebih titik panas itu sebagian besar terpantau di Provinsi Jambi yakni 250 titik dan diikuti Provinsi Sumatera Selatan 247 titik. Kemudian Provinsi Riau 164 titik panas, Provinsi Bangka Belitung juga dilanda 82 titik panas, kemudian Provinsi Sumatera Barat enam titik panas dan Provinsi Bengkulu cuma satu titik panas.

Khusus di Riau, sebanyak 164 titik panas berada di sembilan kabupaten/kota seperti Kuantan Singingi satu titik, Rokan Hilir dua titik, Dumai tiga titik, Kampar lima titik, Bengkalis enam titik, Siak 10 titik, Pelalawan 29 titik, Indragiri Hulu 31 titik dan Indragiri Hilir 77 titik.

Dari 164 titik panas dengan level konvidensi di atas 70 persen tersebut, kata Slamet, berada pada 120 titik yang diduga telah terjadi kebakaran lahan dan hutan, sedangkan sisanya 30 persen lagi atau 44 titik berindikasi belum terbakar atau hanya titik-titik asap.

"Untuk titik api di Riau, kita mencatat sekitar 120 titik terjadi di Rokan Hilir satu titik, Kampar dua titik, Bengkalis dan Dumai tiga titik, Siak tujuh titik, Pelalawan 18 titik, Indragiri Hulu 22 titik dan Indragiri Hilir 64 titik," jelasnya.

Slamet Riyadi mengatakan, akibat kabut asap selimuti Provinsi Riau membuat jarak pandang pada pagi hari menjadi terbatas seperti Pekanbaru hanya satu kilometer, Rengat, Indragiri Hulu dua satu kilometer, Dumai empat satu kilometer dan Pelalawan 0,8 satu kilometer.

"Daerah paling parah terkena dampak paparan kabut asap dari pantauan kita adalah Pelalawan dengan jarak pandang hanya 800 meter. Kita mengimbau kepada masyarakat di Riau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah atau menggunakan masker penutup hidung," kata dia.

Zelfrison (35), warga Pekanbaru mengaku, beberapa hari terakhir dirinya terkena dampak buruk dari asap kebakaran hutan dan lahan di Riau maupun kiriman dari provinsi tetangga.

"Tubuh saya sekarang mudah rentan terkena serangan penyakit seperti hidung, mulut dan tenggorokan terasa kurang enak. Tubuh saya seperti mau tumbang, sehingga saya lebih memilih jauhi udara terbuka," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI