Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana mengambil alih perusahaan air bersih Palyja dan Aetra. Jika kedua perusahaan tersebut bisa dikelola oleh Pemprov DKI maka warga yang kekurangan air bersih seperti di Muara Angke, Jakarta Utara bisa diatasi.
"Itu yang saya bilang, kita harus ambil alih Palyja dan Aetra. Karena sekarang peraturan itu yang lemah. Coba kalau nggak digugat kemarin. Yang citizen law suit, yang CLS kan jelas masalah di situ. Kita nggak bisa beli. Sekarang kita tegaskan PAM yang beli," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (31/8/2015).
Ahok menjelaskan, setelah Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya, Sri Widjayanto Kaderi dicopot dan digantikan Erlan Hidayat, pihaknya akan bekerjasama dengan dua perusahaan swasta tersebut.
"Dirut PAM yang baru akan kerjaksama dengan Aetra dan Palyja," jelas Ahok.
Sebab selama ini Pemprov DKI kesulitan mengaliri air bersih ke kawasan Utara Jakarta. Sebab sebelah Barat dikuasai Palyja dan Timur Jakarta dipegang Aetra.
Untuk itu Ahok akan menyambungkan pipa air bersih, ke warga Jakarta Utara tanpa membayar proses penyambungan. Wacana tersebut juga telah disampaikan ke DPRD DKI berupa surat pemberitahuan.
"Semuanya kita bisa dapatkan. Saya ingin semua orang tiap rumah dipasangin pipa. Gratis. Nanti semua orang disambungin pipa PAM nggak perlu bayar, yang penting dia bayar airnya perkubik nggak subsidi, mereka beli air Rp25ribu-Rp30 lebih mahal (kan selama ini). Mungkin bulan depan lebih terasa," jelas Ahok.