Suara.com - Sampah menjadi persoalan serius dalam kehidupan manusia. Jika mendengar sampah, pasti yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau busuk dan menyengat.
Namun, tidak bagi Sekolah Dasar Negeri Sabrang Lor, Jalan Agung Timur, RT 5, RW 8, Solo, Jawa Tengah. Sampah, mereka pilah-pilah, kemudian diolah menjadi kompos dan pakaian daur ulang.
Seperti plastik bekas deterjen cair sachet, kertas, dan kantung plastik. Sementara untuk sampah organik, seperti daun kering mereka gunakan untuk pembuatan pupuk kompos. Kemudian hasilnya mereka gunakan untuk memupuk tanaman yang ada di sekitar sekolah.
Keberhasilan dari memanfaatkan limbah sampah tersebut, kini SDN Sabrang Lor mendapat penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata tingkat kota, provinsi, dan dalam waktu dekat akan mewakili ke tingkat nasional.
“Sampah itu tidak selamanya menjadi sumber masalah. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya. Dengan begitu dari yang tidak berharga menjadi berharga,” kata Kepala SDN Sabrang Lor, Sulami kepada Suara.com di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (30/8/2015).
Sulami mengatakan pemanfaatkan sampah sebagai kompos dan pakaian daur ulang sudah dimulai sejak lama. Bahkan, di sekolah telah disediakan tong sampah untuk sampah organik dan non organik. Hal tersebut adalah untuk membudayakan siswa membuang sampah sesuai dengan tempatnya.
Untuk pakaian daur ulang ini, kata Sulami diajarkan dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Selain mendapatkan materi keterampilan, siswa dapat belajar langsung tentang bagaimana membuat pakaian daur ulang sampah.
“Siswa juga kita libatkan dalam pembuatan pupuk kompos. Sehingga mereka bisa mengerti dan bisa dipraktikkan sendiri di rumah,” katanya.
Lebih jauh, Sulami mengaku pakaian daur ulang tersebut pernah dipentaskan dalam berbagai kegiatan. Belum lama siswa SDN Sabrang Lor memperagakan kostum daur ulang dalam acara fashion show di Jalan Slamet Riyadi. Kegiatan itu diperagakan oleh beberapa siswa dari kelas empat dan lima. (Labib Zamani)