Aksi Keprihatinan, PKS Jakarta Jual Tomat di Bunderan HI

Minggu, 30 Agustus 2015 | 10:54 WIB
Aksi Keprihatinan, PKS Jakarta Jual Tomat di Bunderan HI
Aksi sekelompok massa PKS sebagai bentuk keprihatinan atas harga tomat, di arena CFD, Jakarta, Minggu (30/8/2018). [Suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekelompok massa dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di acara Car Free Day (CFD), Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (30/8/2015). Aksi bertajuk #SavePetaniTomat ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap petani, karena harga tomat di pasaran anjlok di tengah melemahnya nilai tukar rupiah dan ekonomi negara yang mulai dilanda krisis.

Koordinator Aksi, Iksan Fadillah menjelaskan, harga tomat di pasaran saat ini turun hingga Rp300 per kilogram. Padahal harga normalnya adalah Rp2.500 per kilogram.

"Saat ini petani tomat di sejumlah daerah sedang mengalami kerugian, karena harga jual yang anjlok," kata Iksan, saat ditemui di Bunderan HI.

Sebagai bentuk solidaritas terhadap petani tomat, mereka membantu dengan membeli tomat di daerah seharga Rp2.500, dan dijual seharga Rp5.000. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kestabilan harga tomat di pasaran.

"Kami kerja sama dengan petani tomat di daerah. Kemarin kami membeli tomat enam ton yang dipetik seharga Rp2.500 per kilogram. Padahal saat ini harganya di pasaran Rp1.000-Rp1.500 per kilogramnya," terangnya.

Iksan pun menuntut pemerintah mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan petani. Menurutnya, perlu ada mekanisme yang bisa mengontrol harga sembako di pasar, sehingga petani tidak menderita di tengah situasi ekonomi yang sulit saat ini.

"Minimal tiga komponen, (yaitu) petani, pedagang dan konsumen, sangat berharap pemerintah bersinergi memperbaiki pola tanam, demi petani untuk menikmati hasil yang pantas," pungkas Iksan.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyatakan bahwa pihaknya bersama Bulog bakal menyerap tomat lokal, supaya harga tomat di pasaran tak terlalu rendah, sehingga petani tidak terlalu merugi.

"Kami meminta Dirjen Hortikultura Kementan turun tangan untuk menyerap tomat petani-petani, karena harganya jatuh sekali. Kementan dan Bulog yang akan menyerap," kata Amran, Rabu (19/8) lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI