Suara.com - Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Benny K. Harman menyatakan pesimistis tentang prosedur yang digunakan Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menyeleksi calon pimpinan KPK.
"Memang ada kesan pimpinan KPK yang sekarang ada di meja pansel ini sepertinya jauh dari apa yang diharapkan oleh publik. Itu mengapa, karena metode yang dipakai oleh pansel itu tidak jelas ya," kata Benny di gedung DPR, Jumat (28/8/2015).
Menurut Benny hal itu tergambar dari pada waktu panitia seleksi menyelenggarakan tes wawancara kepada para kandidat. Benny mengatakan panitia seleksi lebih mengorek pengetahuan kandidat ketimbang integritas dan komitmen mereka dalam memberantas korupsi.
"Yang kita butuhkan adalah apa metode yang dipakai pansel selama ini untuk mengetahui sejauh mana calon pimpinan KPK memiliki integritas yang teruji. Itu yang tidak kita lihat. Lebih banyak pertanyaan itu berkaitan dengan pengetahuan, visi dia," katanya.
"Jauh lebih penting itu adalah instrumen yang dipakai oleh pansel untuk mendapatkan pimpinan KPK yang mempunyai integritas dan memiliki komitmen yang kuat untuk memberantas korupsi," Benny menambahkan.
Ada lima kriteria untuk memilih calon pimpinan KPK, demikian dikatakan Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK Destry Damayanti di gedung DPR, Kamis (27/8/2015).
"Ada lima kriteria, pertama intergritasnya bagaimana, kedua kompetensi bersangkutan, ketiga adalah leadership, keempat independensi dan kelima pengalaman kerja. Dari hal itu kita bisa kira-kira bagaimana nanti dia bisa beri kontribusi ke KPK," kata Destry di gedung Nusantara III.
"Selain itu juga kita juga klarifikasi masukan dari teman-teman masyarakat dan LSM. Itu juga kita coba klarifikasi ke mereka, tidak hanya dari sisi lima hal itu tadi," tambahnya.