Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pernah ditawari uang ratusan miliar oleh eksportir beras asing agar mau merayu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan ketika itu Rachmat Gobel untuk menerima impor beras. Namun, Gatot mengaku menolaknya.
"Ada orang dari negara tetangga menawarkan ke saya, Pak Gatot saya kasih uang Rp500 miliar. Kemudian saya coba bercanda bilang sama Pak Mentan, ada tawaran nih Rp1 triliun agar terima impor. Tetapi Pak Mentan bilang pak saya ini anak petani, jadi saya tidak mau rugikan petani. Jadi kami sama, dan menolak. Begitu juga dengan Pak Rachmat (Rachmat Gobel, mantan Mendag) tetap menolak," kata Gatot saat memberi sambutan dalam acara rapat khusus peningkatan industri perberasan di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2015).
Gatot mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo sedang menggalakkan swasembada pangan. Lalu, Gatot menceritakan pengalamannya ketika masih menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat diajak rapat bersama Menteri Pertanian di tengah hutan.
"Waktu itu Presiden Jokowi datang saat kami rapat, Presiden memerintahkan tiga tahun kita wajib swasembada pangan. Kalau tidak Mentan akan dicopot, dan memerintahkan kepada TNI untuk membantu," katanya.
"Saya tidak mau menteri dicopot, kalau tidak swasembada pangan tiga tahun, Kasad juga dicopot sama Mentan," Gatot menambahkan.
Gatot mengungkapkan selama ini petani hanya dijadikan alat kepentingan oleh sekelompok orang untuk meraup keuntungan.
"Perlu ciptakan swasembada pangan, bahkan kalau perlu revolusi. Pak Soekarno bilang negara-negara lain akan iri dengan Indonesia dan itu sudah mulai," kata Gatot.
"Ada orang dari negara tetangga menawarkan ke saya, Pak Gatot saya kasih uang Rp500 miliar. Kemudian saya coba bercanda bilang sama Pak Mentan, ada tawaran nih Rp1 triliun agar terima impor. Tetapi Pak Mentan bilang pak saya ini anak petani, jadi saya tidak mau rugikan petani. Jadi kami sama, dan menolak. Begitu juga dengan Pak Rachmat (Rachmat Gobel, mantan Mendag) tetap menolak," kata Gatot saat memberi sambutan dalam acara rapat khusus peningkatan industri perberasan di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2015).
Gatot mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo sedang menggalakkan swasembada pangan. Lalu, Gatot menceritakan pengalamannya ketika masih menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat diajak rapat bersama Menteri Pertanian di tengah hutan.
"Waktu itu Presiden Jokowi datang saat kami rapat, Presiden memerintahkan tiga tahun kita wajib swasembada pangan. Kalau tidak Mentan akan dicopot, dan memerintahkan kepada TNI untuk membantu," katanya.
"Saya tidak mau menteri dicopot, kalau tidak swasembada pangan tiga tahun, Kasad juga dicopot sama Mentan," Gatot menambahkan.
Gatot mengungkapkan selama ini petani hanya dijadikan alat kepentingan oleh sekelompok orang untuk meraup keuntungan.
"Perlu ciptakan swasembada pangan, bahkan kalau perlu revolusi. Pak Soekarno bilang negara-negara lain akan iri dengan Indonesia dan itu sudah mulai," kata Gatot.