Suara.com - Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso menyatakan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menggugurkan gugatan praperadilan Otto Cornelis Kaligis atas status tersangka yang ditetapkan KPK tak mempengaruhi proses hukum di Bareskrim. Bareskrim akan tetap memproses laporan Kaligis terkait dugaan penyalahgunaan wewenang dan penculikan oleh penyidik KPK saat menangkap Kaligis di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
"Masih proses, soalnya yang dilaporkan dugaan penculikan, penyalahgunaan kewenangan. Kami masih dalam tahap evaluasi," kata Budi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (25/8/2015).
Budi menambahkan dalam waktu dekat penyidik akan memeriksa Kaligis sebagai saksi pelapor. Penyidik, katanya, telah mengirimkan surat permohonan izin kepada KPK dan pengadilan untuk bisa memeriksa Kaligis.
"Surat sudah dikirim, namun belum ada jawaban," ujarnya.
Hakim tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Edi Suprapto pada Senin (24/8/2015) menggugurkan permohonan praperadilan yang diajukan Kaligis karena pokok perkara sudah dilimpahkan KPK ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dengan kata lain, status Kaligis sekarang bukan lagi tersangka, melainkan terdakwa. Sementara dalam sidang praperadilan, gugatan yang disampaikan adalah untuk membuktikan penetapan seseorang sebagai tersangka sudah sesuai prosedur atau tidak.
KPK menetapkan Kaligis menjadi tersangka pada tanggal 14 Juli 2014 dan langsung ditahan di Rutan Guntur. Kasus Kaligis berawal dari kasus penyalahgunaan dana bantuan sosial tersebut merupakan pengembangan beberapa tersangka sebelumnya. Selain Kaligis, KPK juga sudah menetapkan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dan istri: Evy Susanti sebagai tersangka.
Dalam kasus ini, Kaligis disangka sebagai pemberi suap dan dijerat dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a dan Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b, Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 64 ayat (1) juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP.