Suara.com - Ini cerita tentang Sella Dwi Radayana (19). Sella merupakan atlet tenis meja National Paralympic Committee Indonesia.
Namanya atlet paralimpian putri ini kian sohor setelah berhasil mengumpulkan empat medali emas, dua perak, dan satu perunggu.
Sebelum terkenal, dia punya kisah yang menarik.
Jauh sebelum menjadi atlet tenis meja nasional, Sella mengaku sering bermain tenis bersama dengan teman-temannya. Pada waktu itu, gadis kelahiran Samarinda, 28 April 1996, masih duduk di kelas tiga sekolah dasar.
Ia sering menang tanding kala itu. Sampai kemudian ketika duduk di bangku kelas lima SD, putri kedua pasangan Sugeng Siswanto (51) dan Nur Khasanah (41), dipercaya mewakili Kalimantan mengikuti lomba tenis meja di Ibu Kota Jakarta.
Prestasinya kemudian mengantarkan Sella bergabung dengan Persatuan Tenis Meja Gunadarma Jakarta. Di situ dia terus dilatih untuk menjadi atlet tenis meja paralimpian andal.
"Di PTM Gunadarma Jakarta mulai kelas I SMP sampai lulus SMA. Setelah itu masuk tim pelatnas tenis meja NPC sampai sekarang," kata Sella ketika ditemui Suara.com seusai latihan di Gor Manahan Solo, Jawa Tengah, Senin (24/8/2015).
Hasil kerja keras dan disiplin sejak tahun 2008 sampai 2014, membawanya meraih berbagai medali bergengsi.
Untuk mendapatkannya, Sella harus bersaing dengan atlet paralimpian tenis meja dari berbagai negara.
Dia berhasil menyabet tiga emas dalam pertandingan ASEAN Para Games kelas kecacatan TT10 di Solo.
"Pada 2014 dapat satu medali emas dan dua perak dalam pertandingan ASEAN Para Games 2014 di Myanmar serta satu perunggu di Icheon, Korea," kata Sella.
Tahun ini, Sella akan kembali berlaga dalam ASEAN Para Games VIII/2015 yang bakal digelar di Singapura, Desember mendatang. Dalam pertandingan nanti, Sella menargetkan meraih medali emas.
"Saya ingin menunjukkan bahwa atlet difabel juga memiliki kemampuan seperti atlet pada umumnya. Tergetnya nanti tetap medali emas," kata perempuan yang kini tinggal di Perum PPRBM Colomadu, Karanganyar. (Labib Zamani)