Pengusaha Usul Jangan Hanya Impor Daging Dari Australia

Sabtu, 22 Agustus 2015 | 18:54 WIB
Pengusaha Usul Jangan Hanya Impor Daging Dari Australia
Pedagang daging sapi di Pasar Kramatjati, Jakarta, Minggu (27/7). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Perdagangan Thomas Lembong berencana akan mengimpor 200 sampai 300 ribu ekor sapi hingga akhir 2015. Dalam waktu dekat ini dikabarkan akan masuk impor sapi sebanyak 50 ribu ekor sapi dari Australia.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia Ismed Hasan Putro menyesalkan jika keran impor sapi hanya dari Australia saja dan menduga ada oknum politisi yang ‘bermain’.

"Kenapa kami harus mengimpor dari Australia, bukan India atau Brazil? Saya rasa itu kental berbau politik," ujar Umar dalam diskusi di Jakarta, (22/8/2015).

Mantan Dirut Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ini mengatakan, terlalu bergantungnya Indonesia terhadap impor sapi asal Australia menimbulkan banyaknya oknum rente yang terus mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.

Dia pun mengimbau kepada pemerintah untuk tidak bergantung pada Australia impor sapi.

“India itu sapinya melimpah, karena kan konsumsi sapi di sana sedikit. Kenapa nggak dari sana? Arab saja berani impor dari sana. Di Brazil juga, sapinya kenapa nggak dari sana? Takut antrax itu nggak lagi, kan kita punya pakar yang ahli. Jangan jadikan itu alasan. Kalau memang pemerintah mau membuat harga daging sapi normal,” ungkapnya.

Ismed juga berharap pemerintah harus berani memotong alur oknum rente yang berkaitan dengan pangan. Apalagi para oknum tersebut, sangat merugikan para peternak maupun petani dalam negeri.

"Alur rente dipotong terkait dengan pangan ataupun daging, tiga tahun mafia impor daging sapi sudah jelas siapa orangnya dan berapa triliun yang dirugikan," katanya.

Menurutnya, pemerintah harus tegas dalam mengatur para importir. Terutama ketegasan untuk mencabut izin para importir, yang kerap menahan pasokan hingga harga bergejolak.

"Dicabut izinnya jangan sekedar disidak dan selesai, kalau tidak dilakukan punishment kita terus terkena dengan mafia impor," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI