Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menengarai bahan Kimia, Biologi, Radioaktif, dan unsur Nuklir (KBRN) mulai menjadi modus baru dalam mendukung aksi pelaku teror atau teroris.
"Itu seperti yang terjadi di Timur Tengah atau negara lainnya," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Drs Saud Usman Nasution dalam amanat tertulis yang dikutip Bagian Penerangan Batalyon Komando 464 Paskhas kepada Antara di Surabaya, Jumat (21/8/2015).
Sambutan tertulis pada "Latihan Penanggulangan Terorisme Yang Menggunakan KBRN" di Markas Batalyon Komando 464 Paskhas, Malang, selama sepekan (20-26/8) itu dibacakan oleh Sestama BNPT, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir.
Menurut Komjen Saud Usman Nasution, KBRN itu menjadi pola baru seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti oleh pesatnya ilmu pengetahuan dan kemajuan tehnologi, khususnya informasi, komunikasi dan transportasi.
"Akhirnya, aksi pelaku terror pun mengubah modus atau pola dengan menggunakan KBRN untuk melancarkan serangannya. Di Indonesia, potensi itu pun ada, karena pada tahun lalu di Depok ada aparat yang menemukan Nitroglitser," katanya.
Latihan Penanggulangan KBRN itu menggunakan daerah latihan di lingkungan Hotel Savana, Pangkalan TNI AU Abd. Saleh, dan Bandar Udara Abdulrahman Saleh Malang.
Beberapa unsur satuan TNI maupun instansi pemerintah yang terlibat dalam latihan, antara lain Yonif Linud 502/K, Yonif 512/QY, Yonko 464 Paskhas, Den B Pelopor Satbrimobda Polda Jatim, Dinas Kesehatan, Dinas PMK, RSUD se-Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu) dengan melibatkan 200 personel.
Seminggu sebelumnya, BNPT telah melakukan sosialisasi tentang "Standart Operational Procedure" (SOP) dalam penangulangan aksi terorisme yang menggunakan bahan-bahan kimia untuk 50 peserta dari berbagai instansi se-Malang Raya.
Sementara itu, Asisten Personel (Aspers) KSAL Laksamana Muda TNI Djoko Teguh Wahojo memberikan motivasi dalam pembekalan kepada 105 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat II Angkatan ke-63 di Gedung Mandalika, AAL Bumimoro, Surabaya (21/8/2015).
Sejumlah 105 orang yang terdiri dari 94 taruna dan 11 taruni itu telah melaksanakan pendidikan integrasi di Akmil, Magelang selama satu tahun dan baru mengawali pendidikan di AAL sejak 28 Juli 2015. Di AAL, mereka akan mendalami pengetahuan, latihan dan keterampilan profesi matra laut selama tiga tahun.
"Jangan hanya bangga saja menjadi Taruna AAL. Kalian adalah pemuda dan pemudi pilihan, harus berusaha menjadi yang terbaik. Bila menemukan kegagalan, jangan pernah menyerah. Jadikan kegagalan sebagai batu lompatan untuk mencapai yang lebih baik lagi. Apapun yang kalian hadapi, harus tetap semangat," tegas Aspers KSAL.
Teroris Indonesia Mulai Lirik Senjata Kimia dan Biologi?
Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 22 Agustus 2015 | 04:06 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Penangkapan Terduga Teroris di Bengal Barat Picu Ketegangan Politik
23 Desember 2024 | 23:55 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI