Suara.com - Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengundurkan diri pada hari Kamis (20/8/2015). Tsipras sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Yunan Prokopis Pavlopoulos dan meminta agar pemilihan umum awal segera dilaksanakan.
Pengunduran diri Tsipras, tujuh bulan setelah menjabat, dipandang sebagai upaya untuk menyelesaikan perpecahan yang terjadi di tubuh Partai Syriza. Sejumlah pejabat pemerintah menyebutkan, pemilihan awal bisa digelar paling cepat pada tanggal 20 September mendatang.
"Saya akan menemui presiden republik untuk menyerahkan surat pengunduran diri saya, sekaligus pengunduran diri pemerintahan saya," kata Tsipras dalam pidato di televisi sebelum dirinya menemui Pavlopoulos.
Dihadapkan pada krisis keuangan yang mengancam masa depan Yunani, Tsipras terpaksa menerima tawaran kreditur untuk melakukan kebijakan penghematan anggaran dan reformasi ekonomi.
"Saya ingin jujur pada anda. Kami tidak berhasil mencapai kesepakatan seperti yang kita harapkan sebelum pemilihan umum pada Januari," kata Tsipras kepada rakyat Yunani.
Keputusan Tsipras untuk mundur menciptakan ketidakpastian politik saat Yunani mulai menerima dana talangan sebagai bagian dari program bailout sebesar 86 miliar Euro dari kreditur Eropa.
Dengan mundurnya Tsipras, Yunani harus menggelar pemilihan umum awal untuk memilih Perdana Menteri baru. Tsipras, yang turun dengan tujuan memperkuat posisinya di Partai Syriza serta menggalang dukungan dari rakyat, bisa saja kembali berkuasa, bahkan dengan pengaruh yang lebih kuat. Itu bisa terwujud jika Tsipras berhasil menyingkirkan para pemberontak anti-bailout yang ada di dalam tubuh partainya. (Reuters)
PM Yunani Mengundurkan Diri, Strategi untuk Menggalang Kekuatan?
Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 21 Agustus 2015 | 08:07 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI