Suara.com - Sebuah laporan dari Institut Penelitian Media Timur Tengah yang mempelajari propaganda Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di media sosial meyakini kalau kelompok itu diduga kuat melakukan transaksi perdagangan organ tubuh tahanan perempuan.
Laporan itu disampaikan setelah menganalisis transaksi ISIS di media sosial yang memperbincangkan harga jual tahanan perempuan, termasuk tahanan bocah perempuan.
Perbicangan itu dilanjutkan dengan sebuah pesan yang mengarah pada kemungkinan penjualan organ manusia untuk membiayai perang mereka.
Laporan menyusul dengan temuan puluhan jenazah dengan bekas operasi seperti yang pernah disampaikan oleh Duta Besar Irak Mohamed Alhakim.
Jenazah yang ditemukan itu sudah tidak lagi memiliki organ vital yang hilang dari tubuh tahanan ISIS.
Beberapa jenazah korban di antaranya dikuburkan secara massal dan ditemukan pada Februari.
Seperti diberitakan media internasional lainnya, ISIS telah menahan dan menculik lebih dari 5 ribu orang etnis Yazidi. Tiga ribu di antaranya dilaporkan masih berada dalam tahanan.
Seorang bocah perempuan 12 tahun yang berhasil kabur menceritakan kalau lelaki yang memperkosanya tidak merasa berdosa karena si bocah bukan Muslim. (Dailystar)