Suara.com - Warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, mengungkapkan mengapa melakukan perlawanan saat rumah mereka akan digusur aparat, Kamis (20/8/2015).
"Katanya mau ada ganti rugi uang, jangankan rumah, kandang ayam juga katanya mau diganti juga kalau ada yang punya," kata Muksin, salah satu warga.
Tapi ternyata, kata Muksin, janji pemerintah tidak sesuai kenyataan, misalnya soal kompensasi rumah susun. Itu sebabnya, mereka pun emosi.
"Katanya gratis, buat ambil kunci rusun aja justru malah harus bayar dulu, mana janjinya yang katanya gratis," kata Muksin.
Muksin mengatakan warga Kampung Pulo memang tidak mempunyai sertifikat rumah, mereka hanya memegang surat girik.
Kendati ditentang keras, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan aparat akan tetap mengeksekusi.
Ketika ditanya apakah Ahok akan menemui warga hari ini untuk negosiasi, Ahok mengatakan, tidak.
"Nggak (ke sana). Kita mau ke sana mau ngapain? Apa yang mau dinegosiasi? Saya sudah negosiasi," kata Ahok di gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta Selatan.
Beberapa waktu yang lalu, Ahok mengatakan Pemerintah DKI Jakarta dan warga Kampung Pulo telah mencapai titik temu saat bertemu perwakilan warga RW 1 dan 3 pada Selasa (4/8/2015). Ketika itu, warga didampingi Komunitas Ciliwung Merdeka.
"Saya minta surat kamu nggak ada. Saya sudah terima surat dari (Komunitas Ciliwung Merdeka) segala macem disebut jual beli bangunan di atas lahan negara. Bagaimana cara kita mau ganti rugi? IMB salah aja kita bongkar kok," kata Ahok.