Suara.com - Majelis hakim pada pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) memvonis mantan Ketua Komisi VII DPR RI, Sutan Bhatoegana dengan pidana penjara selama sepuluh tahun.
Sidang yang dipimpin oleh Hakim Ketua Artha Theresia tersebut menilai Sutan terbukti melakukan tindak pidana korupsi dengan menerima hadiah berupa barang dan uang terkait pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN P) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2012-2013.
"Menjatuhkan pidana penjara selam 10 tahun kepada Terdakwa Sutan Bhatoegana. Saudara Sutan secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dengan menerima sejumlah hadiah barang dan uang berdasarkan dakwaan kesatu primer," kata Hakim Artha saat membacakan putusan di Gedung Pengadilan Tipikor Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2015).
Selain pidana penjara, Hakim juga membebankan Sutan yang dikenal dengan ucapannya 'ngeri-ngeri sedap' tersebut dengan denda Rp500 juta, subsider satu tahun kurungan penjara.
Hal itu dikarenakan dalam dakwaan kedua primer, Sutan tidak terbukti melakukan tindak pidana korupsi namun terbukti secara sah melakukan tindak pidana korupsi dalam dakwaan kedua lebih subsider.
Vonis Hakim tersebut lebih ringan satu tahun dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum(JPU) KPK yang menuntutnya dengan pidana lenjara selama 11 Tahun.
Menurut Hakim, vonis sepuluh tahun tersebut karena sejumlah hal yang memberatkannya, yakni perbuatan Sutan yang melawan program pemerintah untuk memerantas korupsi.
Selain itu, keterangan berbelit-belit dan tidak mengakui dalam persidangan menjadi satu hal yang memberatkan hukuman kepadanya. Sementara sikapnya yang tidak mencerminkan Mantan Anggota DPR menjadi faktor terakhir sebagai penguat besarnya masa hukuman yang diterimanya.
Sebelumnya, Jaksa menuntut Sutan dengan hukuman pidana penjara 11 tahun dan denda Rp 500 juta. Dia dinilai terbukti menerima uang dari bekas Sekjen ESDM Waryono Karno USD 140 ribu, sebesar USD 200 ribu dari mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, dan Rp50 juta dari Menteri ESDM, Jero Wacik.
Sutan juga didakwa menerima Toyota Alphard dari Direktur PT Dara Trasindo Eltra Yan Ahmad Suep. Dan, menerima satu unit rumah dan tanah dari Saleh Abdul Malik di Medan melalui istrinya, Unung Rusyanti.