Suara.com - Juru Bicara Wakil Presiden, Husein Abdullah menyebutkan proyek listrik 35.000 megawatt bukan hanya usul Jusuf Kalla. Presiden Joko Widodo juga berperan dalam proyek ini.
Menurut Husein, jika Menteri Koordinantor Kamaritiman Rizal Ramli meragukan proyek itu, sama saja dengan memandang sebelah mata Jokowi. Sebab proyek itu andalan program populis Jokowi.
"Program listrik tersebut bukan semata pemikiran Pak JK, itu sama saja Rizal memandang sebelah mata Presiden Jokowi. Padahal program listrik adalah program populis andalan Pak Jokowi," kata Husein dalam keterangannya kepada suara.com, Rabu (19/8/2015).
Menurut Husein, Rizal yang belum sepekan jadi menteri, harus lebih mempelajari visi misi Jokowi-JK saat kampanye 2014 kemarin. Husein mengingatkan saat ini Rizal bukan sebagai pengamat.
"Harusnya pakai akal ikut bantu pemerintah menggoalkan apa yang tertuang dalam visi misi Jokowi-JK. Saat ini semua bank siap mendukung pendanaan proyek listrik, artinya secara kalkulasi perbankan proyek ini masuk akal," kata dia.
"Permintaan untuk mengerjakan program listrik juga membludak. Yang ditawarkan PLN 35 ribu MW tetapi yang berminat sangat besar kalau ditotal mencapai 50 ribu MW. Artinya ini momentum untuk mengatasi krisis listrik di Indonesia, karena peminatnya besar."
"RR jangan cuma komentar diantara gemerlap lampu studio, tapi ingat masih jutaan rakyat Indonesia butuh listrik," tutup Husein.
Sebelumnya, Sabtu (15/8/2015) pekan lalu Rizal Ramli menyebut mega proyek listrik 35.000 MW hal mustahil. Katanya ini proyek ambisius. Rizal pun menentang pembangunan mega proyek tersebut. Dia menantang berdebat di depan umum dengan JK soal pembangunan proyek listrik 35 ribu MW.