Kritik Pengguna Moge, Komunitas Ontel Lawas Solo Aksi di Jalan

Siswanto Suara.Com
Senin, 17 Agustus 2015 | 14:45 WIB
Kritik Pengguna Moge, Komunitas Ontel Lawas Solo Aksi di Jalan
Sejumlah anggota Komunitas Sepeda Ontel Lawas Solo saat melakukan aksi Moge Boleh Lewat Asal Tertib di Titik Nol Solo, Jawa Tengah, Senin (17/8/2015). [suara.com/Labib Zamani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah anggota Komunitas Sepeda Ontel Lawas Solo, Jawa Tengah, aksi di Tugu Titik Nol atau tepatnya di depan Balai Kota Solo, Senin (17/8/2015) siang. Aksinya tersebut sengaja mereka lakukan untuk memberikan pemahaman kepada para pengguna motor gede atau moge agar tidak seenaknya sendiri saat di jalan raya.

Dalam aksi, empat anggota sepeda ontel lawas, yakni Heru Santoso (48), Deni Suryawan (35), Agus Budiyanto (44), dan Didik Santosa (42), membawa poster bertulis Moge Boleh Lewat Asal Tertib. Poster tersebut mereka arak dengan berkeliling di sekitar Jalan Jenderal Sudirman.

 Di tengah aksi, muncul salah pengguna moge. Pemakai moge tersebut justru ikut bergabung dalam arak-arakan tersebut. Sehingga terlihat bahwa keduanya tidak ada kesan perbedaan sebagai sesama pengguna jalan.

Menurut Ketua Komunitas Sepeda Ontel Lawas Solo, Didik Santoso, sebagai pengguna jalan harus saling menghormati. Pasalnya, jalan raya tersebut bukan untuk masyarakat tertentu, namun juga untuk masyarakat dari berbagai lapisan.

"Jangan mentang-mentang pengguna moge dengan seenaknya mengendarai motor di jalan raya. Karena jalan ini milik umum, jadi saling menghormati dan tertib dalam berlalu lintas," kata Didik kepada Suara.com di tengah aksi.

Didik menambahkan komunitas sepeda ontel lawas terbentuk pada 8 Agustus 2008. Selama ini anggotanya sudah mencapai 100-an orang. Meski telah memiliki anggota banyak, setiap kali melakukan aksi konvoi tetap mengutamakan keselamatan.

Sementara salah seorang pengguna moge yang turut dalam aksi tersebut, Ginda Farachtriawan berharap para pengguna moge dimana pun berada untuk tetap mengutamakan ketertiban saat konvoi.

Dia menilai aksi heroik yang dilakukan oleh tiga orang warga Yogyakarta Sabtu lalu karena kurangnya komunikasi.

 "Saya kira aksi yang terjadi di Yogyakarta itu karena miscomunication saja. Tidak semua pengguna moge seperti itu. Tapi yang terpenting sesama pengguna jalan harus saling menghormati dan menghargai. Sebab jalan raya ini milik umum," tambah lelaki yang juga anggota Komisi II DPRD Solo. (Labib Zamani)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI