Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi menilai Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) marah kepadanya lantaran terpancing SMS pengaduan. Ahok marah karena menilai Anas mengangkat pejabat yang jabatannya sudah didemosi atau diturunkan, tapi diangkat lagi.
"Jadi gini mbak, Pak Ahok itu marah karena banyak terima SMS pengaduan kalau ada yang nggak nyaman sama lurah baru, atau PNS yang dipindah nggak. Nah pada SMS ke Pak Ahok. Tapi pas saya cek nomernya itu udah mati. Jadi pakai nomer yang Rp10 ribu langsung buang itu loh mbak," Kata Anas saat berbincang dengan Suara.com, Minggu (16/8/2015).
Anas menegaskan dia tidak mengangkat pejabat yang sudah didemosi.
Menurut Anas permasalahan ini bermula saat terjadi mutasi pegawai di wilayah Pemerintah Kota Jakarta Barat. Anas mengatakan ada sebagian pegawai pemerintah yang tidak suka dimutasi ke tempat lain.
"Ya wajar saja sih mereka enggak terima. Karena mungkin mereka sudah nyaman, nggak mau pindah, sulit berinteraksi dengan lingkungan baru, atau takut akan menambah beban pekerjaan. Makanya mereka pada SMS gelap ke Pak Ahok dengan memberikan berbagai laporan palsu," katanya.
Anas berharap kepada Ahok untuk mengecek kembali laporan SMS dengan menelepon nomor-nomor yang mengirimkan pesan.
Selain itu, Anas juga berharap kepada Ahok agar jangan langsung percaya dengan pengaduan SMS sebelum mengecek kebenarannya.
"Maksud saya itu, kalau belum di cek keabsahan laporan itu, saya minta jangan langsung di percaya. Karena apa yang saya lakukan ini untuk penyegaran dan membuat wilayah Jakarta barat menjadi lebih baik lagi. Kalau mau langsung dicek saja nomor-nomor yang SMS itu," ujarnya.