Ini Sebab Renovasi Satu Sokolah di Jakarta Seharga Rp49 Miliar

Jum'at, 14 Agustus 2015 | 13:58 WIB
Ini Sebab Renovasi Satu Sokolah di Jakarta Seharga Rp49 Miliar
Puluhan siswa mengikuti proses belajar komputer di laboratorium komputer yang berjumlah 40 unit di SMAN 34, Jakarta. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budhiman membenarkan banyak sekolah di Ibu Kota yang kondisinya rusak parah namun belum bisa di renovasi pada tahun ini. Sebab ada proyek pembangunan renovasi sekolah yang anggaranya melambung tinggi hingga menghabiskan Rp49 miliar.

Akibat anggaran yang tidak wajar membuat pemerintah DKI tidak melanjutkan renovasi pada tahun ini. Itu sesuai arahan dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Memang benar ada dana (renovasi sekolah yang besar) tepatnya Rp49 miliar itu di kompleks SMA Negeri 19. Di sana ada 3 SD ada 1 SMP dan 1 SMA. Ini adalah perencanaan tahun yang lalu. Saya diberikan tugas untuk melakukan efisiensi," kata Arie di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/205).

"Karena mempertimbangkan dan sampai saat ini belum bisa masuk ke pelelangan maka memang sebaiknya harus ditunda supaya betul selesai dan efisiensi penghitungan ulang yang lebih cermat dan efisien," Arie menambahkan.

Arie juga menerangkan kenapa renovasi sekolah di Jakarta ada yang sampai membutuhkan dana mendekati Rp50 miliar. Pasalnya di sana terdapat lima sekolah dalam satu kawasan. Serta merupakan sekolah yang dijadikan cagar budaya yang berada di Tambora, Jakarta Barat.

"Memang volumenya besar di sana ada lima sekolah dan sekolah tersebut bangunan cagar budaya tentu diperlukan kehati-hatian untuk bisa mempertahankan beberapa bangunan yang ada. Mungkin pertimbangannya demikian kenapa kemudian seolah-olah (biayanya) tinggi, karena ini akumulasi dari lima sekolah," jelas Arie.

Lebih jauh, Arie juga tidak mempermasalahkan apabila renovasi sekolah yang bermasalah baru dikerjakan tahun 2016 sesuai keinginan Ahok.

"Saya kira memang sampai tahun depan karena memang tidak cukup waktu apabila dilaksanakan saat ini. Kita tentu harus coba lebih menghitung bagaimana efisiensi itu terjaga betul," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI