Suara.com - Wakil Ketua DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon menilai sebagian isi pidato Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam sidang tahunan MPR/DPR/DPD, Jumat (14/8/2015), cuma retorika.
"Ini retorika. Misalnya dalam parpol, kalau mau persatuan diselesaikan dong jangan dipecah belah. Jangan yang diomongkan dan dilaksanakan berbeda. Kita dukung apa yang diomongin itu, tapi yang dilaksanakan belum tentu," kata Fadli Zon di DPR, Jumat (14/8/2015).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra menilai masih terdapat kesenjangan antara kata-kata dan perbuatan. Misalnya, soal persatuan, dalam prakteknya tidak terjadi.
"Saya menyambut baik khususnya persatuan, apalagi dalam situasi krisis seperti sekarang. Tapi kata-kata manis harus diikuti perbuatan nyata. Jangan kata-kata dan perbuatan terjadi kesenjangan," kata dia.
Fadli juga menyoroti harapan pemerintah pada pertumbuhan ekonomi. Fadli menilai pertumbuhan tidak mudah dilaksanakan. Fadli malah menyebutnya mimpi.
"Pelajaran yang berharga yang harus kita timba masih menganggap enteng. Masih optimis pertumbuhan tujuh persen. Oktober meroket. Kita disajikan impian kosong, tapi lebih baik kata-kata pahit. Tapi itu menolong rakyat," kata dia.